Hening. Sunyi.
Di ujung telepon aku hanya mendengar helaan nafasnya yang berat.
“Jadi beneran mbak tidak marah?”, terdengar suara adikku bergetar.
“Lho, kenapa harus marah?”, sergahku gusar
“Karena Titin melangkahi mbak, menikah lebih dulu,”sahutnya pelan
“Tidak apa-apa. Tak usah kamu merasa bersalah, Tin. Jodoh di tangan Tuhan, suatu ketika mbak akan menikah juga nanti,”kataku dengan berusaha menjaga intonasi suara dengan tenang, padahal batinku bergejolak riuh.
“Tapi seharusnya mbak pulang dong, menghadiri acara sepenting ini dalam hidupku,”ujar Titin dengan nada kesal.
Aku menghela nafas panjang lalu menggigit bibir.
Hening lagi.
“Mbak?”
“Ya, Tin. Kebetulan di saat yang sama mbak ada tugas yang tak bisa ditolak dari atasan. Tenggat waktunya sangat ketat dan mendesak untuk diselesaikan segera,” jawabku tegas.
Titin mendesah, aku menangkap nada kecewa disana.
“Tolong kamu mengerti, Tin..Mbak doakan semoga pernikahanmu dengan mas Yoga berjalan lancar ya,”kataku menenangkannya.
“Iya mbak, terimakasih,”sahut Titin kemudian menutup telepon.
Airmataku tiba-tiba menetes.
Dadaku terasa sesak.
Aku membatin: Maafkan mbak, aku hanya tidak ingin melihatmu bersanding di pelaminan bersama mas Yoga. Lelaki yang tiba-tiba memutuskan hubungan denganku setelah 3 tahun kami bersama, hanya seminggu sebelum melamarmu..
Related Posts
Bangga rasanya menjadi anak seorang dukun terkenal di seantero kota. Dengan segala kharisma dan karunia yang dimilikinya, ayah memiliki segalanya: rumah mewah, mobil mentereng dan tentu saja uang berlimpah hasil ...
Posting Terkait
“Segini cukup?” lelaki setengah botak dengan usia nyaris setengah abad itu berkata seraya mengangsurkan selembar cek kepadaku.
Ia tersenyum menyaksikanku memandang takjub jumlah yang tertera di lembaran cek tersebut.
“Itu Istrimu? ...
Posting Terkait
Aku meradang. Merah. Juga bernanah.
Sudah tiga hari aku bercokol disini, di bokong sebelah kiri salah satu penyanyi dangdut terkenal ibukota, Nana Daranoni.
Sang pemilik bokong tampaknya kurang merasa nyaman atas kehadiranku. ...
Posting Terkait
Menjelang berpisah, perempuan itu, yang sudah memiliki hatiku sepenuhnya, tersenyum samar. Pandangannya tajam namun mesra.
"Kamu tetap sayang aku kan'?", tanyanya manja. Disentuhnya daguku pelan.
Aku tersenyum.
"Jawab dong, jangan hanya senyum doang",rengeknya.
"Tentu ...
Posting Terkait
Lelaki itu berdiri tegak kaku diatas sebuah tebing curam. Tepat dibawah kakinya, gelombang laut terlihat ganas datang bergulung-gulung, menghempas lalu terburai dihadang karang yang tajam. Sinar mentari terik menghunjam ubun-ubun ...
Posting Terkait
Istriku uring-uringan dan mendadak membenciku dua hari terakhir ini.
"Aku benci tahi lalatmu. Tahi lalat Rano Karnomu itu!" cetusnya kesal.
"Pokoknya, jangan dekat-dekat! Aku benciii! Benciii! Pergi sanaa!", serunya lagi, lebih galak.
Aku ...
Posting Terkait
Dia baru saja menuntaskan tugasnya sore itu: melubangi kepala seorang boss besar dengan peluru yang ditembakkan olehnya dari jarak jauh, atas order boss besar yang lain.
Dia puas menyelesaikan tugasnya dan ...
Posting Terkait
Aku menyeringai puas. Bangga.
Sebagai Debt Collector yang disegani dan ditakuti, membuat debitur bertekuk lutut tanpa daya dan akhirnya terpaksa membayar utangnya merupakan sebuah prestasi tersendiri buatku.
Sang debitur, lelaki tua dengan ...
Posting Terkait
Sebuah pesan tampil atraktif di layar handphone ku.
Dari Rita, pacarku dan ia dengan yakin menyatakan aku adalah pacar pertamanya.
"Kapan bisa ketemu say? Bisa hari inikah?"
Aku menggigit bibir, memikirkan jawaban yang ...
Posting Terkait
Hancur!. Hatiku betul-betul hancur kali ini. Berantakan!
Semua anganku untuk bersanding dengannya, gadis cantik tetanggaku yang menjadi bunga tidurku dari malam ke malam, lenyap tak bersisa.
Semua gara-gara pelet itu.
Aku ingat bulan ...
Posting Terkait
Dari balik jendela yang buram aku menyaksikan sosoknya menari riang diiringi lagu hip-hop yang menghentak dari CD Player dikamar. Poni rambutnya bergoyang-goyang lucu dan mulutnya bersenandung riang mengikuti irama lagu. ...
Posting Terkait
Perempuan itu memandang mesra ke arahku. Aku pangling. Salah tingkah. Dia lalu memegang lenganku erat-erat seakan tak ingin melepaskan.
Kami lalu berjalan bergandengan tangan di sebuah mall yang ramai.
"Aku selalu berharap ...
Posting Terkait
Baginya, cinta adalah nonsens.
Tak ada artinya. Dan Sia-sia.
Entahlah, lelaki itu selalu menganggap cinta adalah sebentuk sakit yang familiar. Ia jadi terbiasa memaknai setiap desir rasa yang menghentak batin tersebut sebagai ...
Posting Terkait
Berkali kali lelaki itu merutuki kebodohannya.
Mengabaikan perasaannya paling dalam kepada perempuan sederhana namun rupawan yang dia sukai, hanya demi harga diri sebagai lelaki kaya, tampan dan terkenal--lalu kemudian, ketika semua ...
Posting Terkait
Gadis itu menulis diatas secarik kertas dengan tangan bergetar.
Ia mencoba menafsirkan desir-desir rasa yang menggerayangi kalbu nya, menerbitkan rasa nyaman dan juga kangen pada lelaki yang baru akan diperkenalkannya pada ...
Posting Terkait
Keterangan foto: Menggigit Buntut, karya Andy Surya Laksana, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia
elaki itu menatap nanar dua sapi yang berada di hadapannya.
Matahari siang menjelang petang terik membakar arena pertandingan. ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: AYAHKU, IDOLAKU
FLASH FICTION : TRAGEDI BISUL
FLASH FICTION: HATI-HATI DI JALAN
FLASH FICTION : AKHIR SEBUAH MIMPI
FLASH FICTION : TAHI LALAT RANO KARNO
FLASH FICTION: PENEMBAK JITU
FLASH FICTION: SETAN KREDIT
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
FLASH FICTION : BALADA SI KUCING BUTUT
FLASH FICTION: ROMANSA DI MALL
FLASH FICTION : CINTA SATU MALAM
FLASH FICTION: BUKAN JODOH
FLASH FICTION: BARANGKALI, CINTA
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !