Catatan Dari Hati

ICA YANG MALANG DAN HARAPAN YANG TENGGELAM DI KALIMALANG

Hampir setiap hari saya melewati jembatan itu.

Sebuah jembatan kecil yang menghubungkan jalan Raya pinggir Kalimalang menuju akses keluar tersingkat ke Jl.Raya Cikarang-Cibarusah melalui kawasan pabrik Gemalapik.  Tak ada pagar pengaman di pinggir jembatan sempit itu. Kadangkala, dari atas tempat duduk penumpang ojek yang saya tumpangi, batin saya nyeri menyaksikan riak air dibawah jembatan yang mengalir deras. Sempat terfikir, bagaimana kiranya, bila ada seseorang yang tercebur dan jatuh kesana. Mungkin relatif sulit ditolong terlebih bila sang korban tak bisa berenang karena arus air yang mengalir deras.

Dan minggu lalu, Apa yang saya bayangkan itu benar-benar terjadi.

Hari Selasa pekan lalu (20/7)  jembatan kecil itu memakan korban, seorang anak perempuan bernama Annisa berusia 13 tahun, yang akrab dipanggil Ica. Dari informasi yang saya peroleh di mailing list Cikarang Baru, kejadiannya adalah waktu itu (sekitar pukul 10.00 pagi) Ica yang tengah mengendarai sepeda, tersenggol sebuah mobil dan mengakibatkan anak malang tersebut kehilangan keseimbangan, lalu tercebur dan jatuh ke dalam “pelukan” derasnya sungai Kalimalang. Ica tak bisa berenang dan akhirnya hanyut bersama arus sungai.

Mayat gadis kecil itu akhirnya ditemukan oleh tim SAR 5 km dari lokasi kejadian.

Terlepas penyebab kecelakaan akibat kecerobohan mobil yang menyenggol Ica tak mau mengalah, tidak adanya pagar besi pengaman di pinggir jembatan atau mungkin saja ketidakhati-hatian Ica mengendarai sepedanya sebenarnya ada kisah mengenaskan dibalik musibah ini.

Saat itu Ica yang baru saja lulus SD dan tak mampu melanjutkan sekolahnya karena kekurangan biaya, sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya di sebuah tempat penampungan limbah non B3 yang banyak berjejer sepanjang sungai Kalimalang, sebagai pemilah limbah. Sudah 3 hari Ica tidak pulang dan memilih menginap di tempat kerjanya karena mesti lembur menuntaskan pekerjaan dan dihari naas itu, dengan rasa rindu yang membuncah ingin berjumpa kembali dengan orangtua tercinta, Ica justru menemui ajal di sungai Kalimalang.

Saya teringat posting saya sebelumnya yang mengisahkan betapa memilukannya nasib pekerja anak di negeri kita. Mereka yang seharusnya menuntut ilmu di sekolah mesti berjibaku dengan kerasnya kehidupan, “berkelahi dengan waktu dan  dipaksa pecahkan karang dengan lemah jari terkepal”.  Betapa mengenaskan. Mereka yang seharusnya berada dibangku sekolah untuk menimba ilmu, dengan segala keterbatasan yang dimiliki mesti menghadapi kenyataan pahit harus mencari nafkah menyambung hidup.

Impian serta harapan Ica telah hanyut dan tenggelam bersama derasnya sungai Kalimalang.

Berdasarkan tayangan berita di Antara News, 11 Februari 2010, terungkap bahwa sesuai temuan Survei Pekerja Anak (SPA) dari Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Organisasi Perburuhaan Internasional (ILO) menemukan dari 58,8 juta anak Indonesia pada 2009, 1,7 juta jiwa diantaranya menjadi pekerja anak.

Dalam berita tersebut juga disebutkan:

“Jumlah anak yang bekerja atau working children itu sebesar 4,1 juta di mana yang merefer (mengacu) ke pekerja anak atau child labor sebesar 1,7 juta jiwa,” kata Koordinator Tim Badan Pusat Statistik SPA Uzair Suhaimi dalam seminar hasil SPA di Jakarta.

Definisi anak dalam survei ini adalah 5-17 tahun atau berbeda dengan definisi Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakrenas) yang hanya melihat anak 15-17 tahun. “Dan ini merupakan yang pertama,” katanya.

Pekerja anak adalah bagian dari anak yang bekerja (working children) yang tidak sesuai dengan aturan ketenagakerjaan dan konvensi ILO.

Ada tiga kategori definisi pekerja anak. Pertama, sesuai perundangan, umur minimum bekerja 13 tahun, sehingga anak yang bekerja di bawah 13 tahun adalah pekerja anak.

Kedua, sesuai ketentuan anak umur 13-14 tahun diperbolehkan bekerja dengan jam kerja tiga jam sehari atau 15 jam seminggu. Mereka yang bekerja di atas itu adalah pekerja anak. Ketiga, mereka yang berusia lebih 15-17 tahun dengan jam kerja 40 jam seminggu.

Survei menemukan, setidaknya 674 ribu anak di bawah 13 tahun berstatus bekerja, sekitar 321 ribu anak umur 13-14 tahun bekerja lebih dari 15 jam per minggu, dan sekitar 760 ribu jiwa anak umur 15-17tahun bekerja di atas 40 jam per hari.

Dan Ica, menjadi satu diantara 321 ribu pekerja anak berumur 13-14 tahun yang bekerja lebih dari 15 jam per minggu.

Menarik sebuah ulasan berita yang saya kutip dari link ini yang menyatakan, untuk mengurangi tingginya pekerja anak di Indonesia, maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenaker-trans) meminta Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendik-nas) terus mendongkrak program pendidikan gratis semaksimal mungkin. Disebutkan pula:

Peningkatan program pendidikan gratis adalah salah satu upaya yang harus dilakukan guna mengurangi jumlah pekerja anak dibawah umur.”Kami menilai anak-anak tersebut terpaksa harus bekerja karena miskin dan tidak sekolah,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Lokakarya Nasional Meninjau Status Saat ini dan Perencanaan Penghapusan Pekerja Anak di Masa Depan di Jakarta, akhir pekan lalu.

Bekas Wakil Ketua DPR ini mengatakan, jika pendidikan gratis di Indonesia dapat dijalankan maksimal, maka anak-anak miskin yang masih di bawah umur bisa bersekolah meski harus tetap bekerja.”Anak-anak miskin bisa diberikan biaya personal dan operasional sekolah. Hal ini dapat dilakukan bersama-sama dengan pemerintah maupun non pemerintah,” ujarnya.

Sayang sekali, masih terdapat inkonsistensi menerapkan hal ini.  Coba anda simak berita yang saya kutip dari sini, yang menyatakan sekolah Gratis yang dicanangkan Pemkab Bekasi, ternyata tidak gratis:

Langkah pemerintah Kabupaten Bekasi membuka lima sekolah gratis tingkat SMA/ SMK. praktiknya tidak berjalan seperti diharapkan, tidak gratis. Karena, tiga diantaranya tercatat melakukan pungutan dengan berbagai dalih.

Lima sekolah gratis dimaksud SMA Negeri di Kecamatan Taruma Jaya. Muara Gembong, Kecamatan Bojongmangu, dan dua SMK di Kecamatan Cikarang Pusat dan Kecamatan Pabayuran.

Tiga dari lima sekolah dimaksud, tercatat melakukan pungutan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMK Pabayuran. Sehingga para orang tua murid di sekolah tersebut, mertgeluhkan penyelenggara memungut iuran awal tahun hingga Rpl juta lebih.

Rinciannya biaya MOS Rp45.000, pakaian seragam Rp420.000, kesiswaan Rp40.000. buku LKS dan paket modul Rp200.000, dan bagi siswa baru diminta membayar uang bangku sebesar Rp420.000.

Keluhan juga terjadi di SMA Negeri 1 Muara Gembong, siswa baru tahun ajaran 2010-2011 dipungut iuran Rp450.000 per siswa dengan alasan untuk membuat pagar keliling halaman sekolah.

Ironis memang.

Dan Ica (serta bisa jadi masih banyak Ica-Ica yang lain) harus memendam segenap impiannya dalam-dalam untuk menuntut ilmu disekolah dengan bekerja.  Biaya mahal yang mesti dibayar untuk masuk sekolah membuat mereka mengurungkan niatnya untuk menggapai cita-cita meraih kehidupan yang lebih baik.

Pemerintah setempat dan tentu didukung oleh masyarakat mesti mengupayakan agar eksploitasi anak sebagai pekerja harus dihapuskan. Sejak 20 November 1989, PBB telah mensahkan Konvensi Tentang Hak Anak (Konvension on the Right of Child) yang memuat 4 dasar hal pokok yang diakui terhadap anak, yaitu hak terhadap kelangsungan hidup (survival right), hak terhadap perlindungan (protection right), hak tumbuh kembang (development right) dan hak partisipasi (participation right).

Tanggal 25 Agustus 1990, Indonesia termasuk menjadi negara-negara pertama di dunia yang meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) dan disahkan melalui Keputusan Presiden No.36/1990 kemudian terdaftar di PBB 5 September 1990.Konsekuensinya adalah Indonesia terikat secara hukum Internasional untuk mengakui adanya hak-hak anak dan menjamin terlaksananya hak-hak anak dalam hukum positif di Indonesia (dikutip dari sini)

Tentunya ini mesti dimaknai secara serius oleh segenap penentu kebijakan di negeri ini, untuk secara konsisten memenuhi hak-hak anak, termasuk menyediakan pendidikan gratis untuk anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi. Masa depan negeri ini terletak ditangan anak-anak kita. Dan cermin masa depan negeri ini salah satu bisa terlihat adalah bagaimana kita menyediakan dan menyiapkan pendidikan yang terbaik buat mereka.

Semoga arwah Ica mendapatkan tempat terbaik disisi Allah SWT. Semoga tak ada lagi Ica-Ica yang lain,  dan semoga kita, segenap komponen bangsa ini menyiapkan generasi-generasi penerus yang mumpuni, beradab, berakhlak dan berpendidikan baik.

Setiap kali saya menyusuri kembali jembatan itu, bersama tukang ojek, mata saya senantiasa menatap nanar ke arah sungai Kalimalang. Dimana Ica tenggelam bersama impiannya meraih masa depan lebih baik. Keharuan mendadak terasa menyesak dada, saat teringat puisi spontan Pak Ananto, tetangga saya yang menuliskan persembahan spesialnya buat almarhum Ica pada mailing list Cikarang Baru, 2 hari setelah musibah itu :

bunda,

ica pengen pulang,

kangen ini sudah tak terbendung,

ingin kupeluk erat bayang bunda di sisi malam.

namun tak sampai kupeluk bunda,

tak sampai kuusap pipi bunda,

tak sampai kucium jemari bunda,

ica sudah dalam pelukan kalimalang…

Sumber foto dari Blog Komunitas Blogger Cikarang 

Related Posts
DARI PESTA BLOGGER 2008 KE ACARA BLOGGER MAKASSAR (5)
Foto bersama perwakilan penulis buku Ijo Anget-Anget bersama Tim editor (saya, Rara dan M.Aan Mansyur) serta Mas Ang Tek Khun (CEO Penerbit Gradien Mediatama) diatas panggung yang menandai peluncuran buku perdana komunitas ...
Posting Terkait
SLEEPLESS IN BANDUNG : NGOPI ASYIK DI CAFE IGELANCA DAGO
emuanya terjadi begitu saja. Spontan. Tak terduga. Tak terencana. Malam itu, Selasa (3/4) saya sedang asyik menyantap makanan di Bakmi Malang Karapitan (BMK) di depan Bandung Indah Plaza Jl.Merdeka Bandung, ketika ...
Posting Terkait
Warung Baskom alias Bakso Komplit di Sampa'an, Yogya
Hari Sabtu (11/9), merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh kedua anak saya, Rizky dan Alya. Ya, saya memang sudah berjanji pada mereka, saat di Yogya, kami akan mengunjungi Kids Fun, sebuah ...
Posting Terkait
NUANSA PERSAUDARAAN YANG KENTAL DALAM KOPDAR MILIS CIKARANG BARU
inggu sore (7/8), dengan menumpang sepeda motor Honda Revo kesayangan, saya bersama si sulung Rizky menuju kediaman pak Saparjan, di Jl. Antilop IV Blok E.3 No.2 Perum Cikarang Baru, Kota ...
Posting Terkait
1. Fiksi Mini Di Harian Kompas kemarin, Minggu (11/4), dibahas tentang fenomena "Fiksi Mini" di Twitter. Seperti dituliskan pada artikel tersebut: Fiksimini adalah ruang berbagi cerita yang terbuka bagi semua orang yang mengikutinya—biasa ...
Posting Terkait
SETELAH 10 TAHUN BERLALU …
ampaknya, inilah jawaban atas doa-doa itu. Doa kedua anak saya, Rizky dan Alya, seusai sholat yang senantiasa mendoakan sang ayahanda tercinta selamat dalam perjalanan kembali ke rumah dan segera mendapatkan pekerjaan ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2010 (7) : EDUKASI DAN PENGALAMAN KUNCI PENERAPAN CYBERCITY
Di Hari terakhir Amprokan Blogger 2010, Minggu (7/3) para peserta terlihat tetap segar dan bersemangat. Rombongan peserta dari komunitas blogger daerah yang menginap di Asrama Haji Bekasi diangkut dengan satu ...
Posting Terkait
BERKOMENTAR DI TRIBUN TIMUR
Koran Tribun Timur Makassar edisi hari Kamis, 28 Februari 2008 memuat tanggapan saya tentang tawuran mahasiswa Unhas di Makassar. Isinya sebagai berikut: Itu tindakan konyol dan tolol. Citra Unhas dan alumninya akan ...
Posting Terkait
PUISI : MENYIBAK BAYANGMU DI TEPIAN MUSI
Kaki-kaki Jembatan Ampera yang kokoh menghunjam pada dasar batang sungai anggun mengalir, seakan bertutur tentang kisah-kisah yang berlalu dari musim ke musim, tentang cinta, harapan, impian, juga kehilangan Dan di tepian Musi, mengenangmu bersama ...
Posting Terkait
Saya menulis blog bersama "Delliani", Netbook Dell Inspiron Mini 9 saya
Beberapa waktu terakhir ini, saya agak tergelitik saat membaca "kicauan" di Twitter bertagar #priyadingebloglagi. Ada yang lucu, ada pula yang serius.  Beberapa "resolusi" terlontar mulai dari "kalau #priyadingebloglagi @budizainer akan cukur ...
Posting Terkait
DENDANG NADA DERING YANG “MENENDANG”
Era teknologi komunikasi di Indonesia beberapa waktu belakangan ini kian memanjakan para pengguna sekaligus pemerhatinya. Satu hal yang menjadi sorotan saya adalah maraknya nada dering dan juga nada dering tunggu ...
Posting Terkait
MENUJU PESTA BLOGGER DI TAHUN KEEMPAT
Gegap Gempita penyelenggaraan hajatan kopdar blogger terbesar di dunia, Pesta Blogger 2010, sudah mulai terasa di berbagai blog dan jaringan sosial media belakangan ini. Mulai dari  Kicauan di twitter, update ...
Posting Terkait
GITA WIRJAWAN DAN OBSESI LUHUR UNTUK INDONESIA LEBIH BAIK
ejak melihat penampilan Pak Gita Wirjawan secara langsung untuk pertama kalinya dalam pembukaan acara ASEAN Trade Processing Conference tanggal 27 Juni 2013 lalu di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, terbit kesan ...
Posting Terkait
BERSEPEDA CERIA, SEHAT DAN NARSIS BERSAMA CIKARANG BARU CYCLING (CBC)
antangan itu datang seminggu yang lalu, langsung dari Pak Yani Pitono, sang ketua Cikarang Baru Cycling (CBC) Club di mailing list. Dan ternyata "tantangan" gowes jarak pendek Hari Minggu,8 Januari ...
Posting Terkait
Pasukan "Mission Impossible" BeBlog (foto by Dodi)
KETIKA pertama kali "ditantang" oleh Walikota Bekasi H.Mochtar Muhammad untuk menggelar kegiatan temu blogger berskala nasional terkait dengan Hari Ulang Tahun Kota Bekasi ketigabelas dalam ajang Kopdar bareng pucuk pimpinan ...
Posting Terkait
DARI PESTA BLOGGER 2008 KE ACARA BLOGGER MAKASSAR
SLEEPLESS IN BANDUNG : NGOPI ASYIK DI CAFE
KISAH MUDIK 2010 (4) : MENYANTAP BASKOM SEBELUM
NUANSA PERSAUDARAAN YANG KENTAL DALAM KOPDAR MILIS CIKARANG
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (34)
SETELAH 10 TAHUN BERLALU …
AMPROKAN BLOGGER 2010 (7) : EDUKASI DAN PENGALAMAN
BERKOMENTAR DI TRIBUN TIMUR
CUTI POSTING SEJENAK, MAU KE HONGKONG DISNEYLAND 🙂
PUISI : MENYIBAK BAYANGMU DI TEPIAN MUSI
JIKA SUATU KETIKA SAYA TIDAK NGEBLOG LAGI.. (Refleksi
DENDANG NADA DERING YANG “MENENDANG”
MENUJU PESTA BLOGGER DI TAHUN KEEMPAT
GITA WIRJAWAN DAN OBSESI LUHUR UNTUK INDONESIA LEBIH
BERSEPEDA CERIA, SEHAT DAN NARSIS BERSAMA CIKARANG BARU
AMPROKAN BLOGGER 2010 (1) : MEWUJUDKAN SEBUAH “MISSION

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *