Catatan Dari Hati

KERJA KERAS DENGAN ENERGI KITA, DARI BANGSA SENDIRI


Pertamina Blog Contest
Dalam sebuah rekaman wawancara bersama sebuah TV swasta bersama Almarhum K.H.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sang mantan Presiden Republik Indonesia keempat yang wafat tanggal 30 Desember 2009 lalu itu dengan lugas menyatakan,”Kita sudah bisa menggunakan sumber daya manusia dan tenaga dari bangsa kita sendiri kok untuk mengelola serta mengeksplorasi sumber daya alam di Indonesia, tanpa harus selalu bergantung dari tenaga ahli dari luar negeri. Saya yakin dan kita mesti yakin untuk itu”.

Saya sempat terhenyak.

Pernyataan itu memang terkesan klise, namun ada “kekuatan” besar didalamnya. Gus Dur, menghimbau kita semua untuk mendayagunakan potensi serta sumberdaya alam dan manusia yang dimiliki oleh bangsa kita sendiri semaksimal mungkin demi kemaslahatan bersama tanpa harus selalu bergantung pada sumber daya dari luar negeri. Dengan prinsip “Kerja Keras Adalah Energi Kita” maka pernyataan almarhum Gus Dur tersebut bisa dimaknai sebagai upaya secara menyeluruh dan sistematis mendayagunakan potensi internal bangsa untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya alam yang ada di Indonesia demi kepentingan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Pertamina, sebagai badan usaha milik negara yang diberikan kewenangan untuk mengelola serta mengembangkan sumber minyak dan gas bumi di Indonesia menjadi sasaran utama untuk mewujudkan harapan tersebut.

Saya terkesan pada paparan “Road Map” Pertamina yang dimuat pada advertorial Majalah Tempo edisi 26 Oktober-1 November 2009 yang diuraikan dalam RJPP atau Rencana Jangka Panjang Perusahaan program 15 tahun kedepan (2008-2013). Disitu diungkapkan, Lima tahun pertama (2008-2013) Pertamina menargetkan menjadi Perusahaan Minyak Nomor satu di Indonesia. Untuk diketahui, dari sisi produksi menyak hingga September 2009 ini sudah menjadi nomor 2 setelah Chevron dan dari sisi produksi gas, menjadi nomor dua setelah Total.

Periode II (2013-2018) adalah bagaimana Pertamina membangun diri menjadi Perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara. Tak cuma Asia Tenggara saja, sejak 2002-2009 dalam waktu singkat di kegiatan hulu, Pertamina sudah masuk ke kawasan Irak, Libya, Sudan, Qatar dan Australia. Pada tahun 2009, minimal ada 3 akuisisi Blok, dimulai dengan akuisisi penuh BP West Java dilepas pantai Jawa Barat, lalu kesuksesan 10% participating interest di Baster Manta Gummy Australia Selatan dan saat ini Pertamina menegosiasikan blok lain di sebuah negaraAsia Tenggara. Pada 2008 Pertamina juga melakukan investasi yang tidak sedikit dimana dari investasi yang sudah ditanamkan, akan mampu menghasilkan produksi 2-3 kali lipat lebih tinggi untuk mencapai produksi 1 juta barrel ekuivalen minyak dan gas dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.

Pada Periode ketiga (2018-2023), posisi Pertamina diharapkan menempati kelas dunia bersama pemain-pemain lain. Salah satu caranya adalah mempersiapkan calon-calon pemimpin yang transformatif, memiliki pola fikir bisnis serta paham akan kemana Pertamina dibawa dalam 15 tahun kedepan atau bahkan kurang dari waktu tersebut.

Target capaian ini memang ambisius dan mungkin ada yang beranggapan masih dalam tataran konsep. Namun Pertamina telah menyiapkan “skuadron” khusus berupa anak-anak perusahaan yang akan berada di garda terdepan untuk mendukung Pertamina sebagai NOC (National Oil Company) nomor satu di negeri sendiri pada 2011 dengan strategi peningkatan pendapatan dan investasi yang cukup serta signifikan mulai dari sektor hulu, pengolahan hingga pemasaran dan niaga. Pada sektor hulu, ada Pertamina EP (Exploration & Production) yang mengelola ladang eksplorasi dan produksi Migas, ada juga Pertamina Hulu Energi (PHE) yang mengeksplorasi ladang-ladang migas diluar negeri serta PGE atau Pertamina Geothermal Energi yang mengelola pengusahaan energi panas bumi.

Lantas bagaimana Pertamina “membumikan” istilah “Kerja Keras Adalah Energi Kita” dalam perspektif penggunaan sumber daya manusia Indonesia sendiri dalam mendukung target capaian Pertamina sesuai “road map” yang disebutkan diatas?

Persoalan Kompetensi, kerap kali menjadi kendala dalam hal mencari tenaga kerja yang memiliki kualifikasi memadai untuk mengisi posisi-posisi strategis dan menentukan khususnya dibidang migas. Harus diakui, minimnya tenaga kerja handal asal Indonesia dibidang migas menjadi hambatan untuk merekrut tenaga kerja profesional asal Indonesia. Kalaupun ada, mereka lebih “melirik” tawaran perusahaan multinasional yang menawarkan gaji lebih tinggi.

Saya ingat, saya memiliki kawan yang sudah memiliki pengalaman cukup banyak dibidang migas, secara terang-terangan menyatakan lebih baik “nyangkul” di perusahaan migas asing ketimbang di negeri sendiri. Ia marah ketika saya mempertanyakan dimana nasionalismenya. Ia bilang, untuk soal ini dia tidak peduli bila ada seseorang yang menggugat nasionalismenya. “Saya bekerja profesional, itu berarti saya minta dibayar juga profesional,” sahutnya ketus.

Kawan saya mengungkapkan fakta bahwa, bayaran yang dia terima lebih banyak pada perusahaan asing diluar negeri dibanding yang ditawarkan di Indonesia. “Jumlahnya cukup signifikan,” katanya lirih. Namun kawan saya menyatakan,akan tetap siap kembali bekerja di Indonesia, mengabdi pada bangsa sesuai kompetensinya. “Kalau masih beda-beda tipis, saya tetap memprioritaskan bekerja disini, untuk Indonesia,” ucapnya mantap. Saya balas menggodanya kembali dengan berkata,”Masa’ sama bangsa sendiri mau itung-itungan sih?”. Dia hanya tertawa lebar.

Saya kira tidak hanya evaluasi dan meninjau ulang paket remunerasi buat tenaga-tenaga ahli berpengalaman asal Indonesia tetapi juga melakukan tinjauan kritis atas kinerja yang dilakukan. KPI (Key Performance Indicator) yang mengukur tingkat keberhasilan sebuah target menjadi sarana yang tepat untuk menakar efektifitas kinerja. Tentu saja penentuan KPI ini disertai kajian komprehensif dan rasional dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan. Lagi-lagi untuk mencapai tersebut dibutuhkan kerja keras semua pihak.

Perluasan jaringan pelatihan dan pendidikan untuk kader-kader baru Pertamina menjadi hal yang sangat esensil untuk mempersiapkan basis tenaga kerja handal yang akuntabel. Kerjasama dengan lembaga pendidikan tidak hanya terbatas pada perekrutan karyawan baru namun juga dalam hal riset dan penelitian mesti digalakkan secara intens.

Promosi yang gencar untuk membangkitkan kesadaran membangun bangsa ini secara mandiri baik melalui offline maupun online –salah satunya melalui Kontes Blog ini— merupakan hal yang sangat positif dan mesti dikembangkan secara terus menerus.

Seperti Alm.Gus Dur, saya memiliki keyakinan, dengan kerja keras sebagai energi kita, target capaian yang diharapkan Pertamina dalam 15 tahun kedepan akan tercapai. Ikhtiar yang baik ini mesti terus digulirkan untuk “menggelitik” ruang sadar kita bahwa bangsa ini mesti bangkit penuh semangat dari keterpurukan, menatap optimis mentari cerah dibatas cakrawala sembari berseru mantap dalam hati untuk mencapai segala harapan dan tujuan dengan : Kerja Keras adalah Energi Kita !

Maju Terus Pertamina ! 

Related Posts
MENEMUKENALI POTENSI HEBAT SAMSUNG GALAXY NOTE 5 (Bagian Pertama)
angit Jakarta begitu cerah saat saya menginjakkan kaki ke area Bentara Budaya Jakarta, (BBJ) Selasa pagi (22/9). Hari itu saya bersama 25 blogger Kompasiana terpilih untuk mengikuti acara Unboxing Samsung ...
Posting Terkait
E-NARCISM DAN HAL-HAL KEREN YANG MENYERTAINYA
Judul Buku : E-Narcism (Gaul dan Eksis di Internet) Penulis : Pitra Satvika Editor : Hendrocaroko Marpaung Penerbit : Pustaka Bina Swadaya, Jakarta Cetakan : Pertama, Mei 2009 Halaman : 159 Bagaimana anda memaknai Narsisme? Kata ...
Posting Terkait
Industri EPC Indonesia : Mendobrak Keterbatasan Global dan Membuka Era Baru Pembangunan Berkelanjutan
Industri konstruksi Engineering, Procurement, and Construction (EPC) di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik di tengah ketidakpastian global yang melanda berbagai sektor ekonomi dunia. Proyek EPC merupakan salah satu pilar penting ...
Posting Terkait
Prosesi Penyumpahan Insinyur Program Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Unhas oleh Persatuan Insinyur Indonesia di Makassar
ebanyak 834 insinyur baru resmi diambil sumpahnya dalam prosesi sakral yang digelar oleh Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Ballroom Hotel Claro Makassar, Sabtu, 14 Juli 2025. Saya ...
Posting Terkait
KOPDAR II KOMPASIANA : KEHANGATAN SEBUAH “RUMAH SEHAT”
Edi Taslim (General Manager Kompas Cybermedia) didampingi Pepih Nugraha memberikan penjelasan soal Kompas Phone dan QR Code Kompas dalam kesempatan Kopdar kedua Kompasiana bertempat di JHCC, Minggu,14 Juni 2009 Hari Minggu ...
Posting Terkait
Budi Hartawinata Ketua ISSC Menyampaikan pandangannya tentang Baja impor
"Sebuah bangsa yang tidak mampu melindungi industrinya sendiri adalah bangsa yang kehilangan martabat di mata dunia" - Lee Kuan Yew i tengah hiruk pikuk pembangunan infrastruktur yang menggeliat di setiap sudut ...
Posting Terkait
MITSUBISHI DELICA ROYAL, KEANGGUNAN BERBALUT KETANGGUHAN YANG SENSASIONAL
ada beberapa momen tertentu, saya bersama keluarga kerapkali melakukan perjalanan darat ke luar kota dari tempat kami bermukim di Cikarang. Tidak hanya saat mudik ke kampung halaman istri di Yogyakarta, ...
Posting Terkait
Menafsir dan Memaknai Pidato Presiden Prabowo dalam Perspektif Industri Konstruksi
idato Presiden Republik Indonesia dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD RI pada 15 Agustus 2025 memberi kita gambaran besar tentang arah bangsa di usia 80 tahun kemerdekaan. Dari perspektif ...
Posting Terkait
MENGOPTIMALKAN HARBOLNAS PROMO BUKALAPAK
Harbolnas promo adalah koentji. Kalimat itu terkesan seperti gurauan tetapi memiliki peran yang sangat besar agar sukses mengoptimalkan Harbolnas yang datang hanya setahun sekali. Belanja bukan hanya lapar mata tetapi cermati ...
Posting Terkait
Menabur Harapan di Atas Bumi Nusantara: Swasembada Pangan sebagai Pilar Kedaulatan Nasional
i tengah desakan ketidakpastian dunia yang kian pelik, Indonesia tengah berdiri di persimpangan sejarah yang menentukan. Gejolak geopolitik global, dari konflik Rusia-Ukraina yang mengguncang pasokan gandum dunia hingga kebijakan proteksionisme ...
Posting Terkait
LEBARAN DI RIG : KOKI SEBAGAI IMAM DAN KHATIB
Pengantar Pada tanggal 1 Desember 2006, saya memuat tulisan di situs Panyingkul tentang pengalaman kawan saya Heru Kuswanto yang merayakan lebaran di atas anjungan pengeboran lepas pantai. Menjelang lebaran saat ini, ...
Posting Terkait
Manusia Baja di Persimpangan Moral: Cermin Konflik Timur Tengah dalam Narasi Superman
"People on social media are suspicious because you are an alien," kata Lois Lane dalam film Superman (2025) karya James Gunn, memantik refleksi mendalam tentang ketakutan terhadap yang berbeda, xenofobia, ...
Posting Terkait
Jari-Jari yang Membawa Cemas: Fenomena Cyberchondria di Indonesia
"The art of medicine consists of amusing the patient while nature cures the disease." — Voltaire i tengah malam yang sunyi, seorang ibu muda bernama Sari tiba-tiba terbangun dengan jantung berdebar. ...
Posting Terkait
Membangun Nusantara dengan Bijak: Konstruksi Ramping sebagai Jembatan Menuju Indonesia Berkelanjutan
i setiap sudut kota Jakarta yang sesak, di hamparan persawahan yang berubah menjadi kompleks perumahan, dan di pulau-pulau terpencil Nusantara yang mulai terjamah pembangunan, terdengar simfoni yang sama: bunyi martil, ...
Posting Terkait
Air, Kepercayaan, dan Algoritma: Anatomi Krisis Komunikasi di Indonesia Digital
ebuah kunjungan rutin seorang gubernur ke pabrik air kemasan di Subang, Jawa Barat, pada 20 Oktober 2025, tiba-tiba berubah menjadi badai komunikasi yang menghantam salah satu merek paling ikonik di ...
Posting Terkait
ALHAMDULILLAH, MENANG LOMBA “GOKIL DAD” !
  Alhamdulillah, ternyata saya ini punya bakat gokil juga jadi ayah. Pada lomba "Be A Gokil Dad" yang diselenggarakan oleh sang penulis "Gokil Dad" Iwok Abqary dan Penerbit Gradien Mediatama saya berhasil ...
Posting Terkait
MENEMUKENALI POTENSI HEBAT SAMSUNG GALAXY NOTE 5 (Bagian
E-NARCISM DAN HAL-HAL KEREN YANG MENYERTAINYA
Industri EPC Indonesia : Mendobrak Keterbatasan Global dan
Prosesi Penyumpahan Insinyur Program Studi Profesi Insinyur Fakultas
KOPDAR II KOMPASIANA : KEHANGATAN SEBUAH “RUMAH SEHAT”
Dari Jeritan ISSC : Menuju Kebangkitan dan Kedaulatan
MITSUBISHI DELICA ROYAL, KEANGGUNAN BERBALUT KETANGGUHAN YANG SENSASIONAL
Menafsir dan Memaknai Pidato Presiden Prabowo dalam Perspektif
MENGOPTIMALKAN HARBOLNAS PROMO BUKALAPAK
Menabur Harapan di Atas Bumi Nusantara: Swasembada Pangan
LEBARAN DI RIG : KOKI SEBAGAI IMAM DAN
Manusia Baja di Persimpangan Moral: Cermin Konflik Timur
Jari-Jari yang Membawa Cemas: Fenomena Cyberchondria di Indonesia
Membangun Nusantara dengan Bijak: Konstruksi Ramping sebagai Jembatan
Air, Kepercayaan, dan Algoritma: Anatomi Krisis Komunikasi di
ALHAMDULILLAH, MENANG LOMBA “GOKIL DAD” !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *