Catatan Dari Hati

FILM “ATHIRAH” : SIMPONI SUNYI PEREMPUAN TEGAR DARI BUKAKA

poster-film-indonesia-athirah-2016Hari Sabtu (1/10) silam, saya mengajak isteri dan kedua anak saya menonton film “Athirah” di Studio 4 Cinemaxx Mal Lippo Cikarang. Setelah melihat trailer filmnya, kami jadi penasaran untuk menyaksikan film arahan sutradara Riri Riza ini di bioskop yang mengangkat kisah hidup, Athirah, perempuan kelahiran kampung Bukaka Bone pada 1924, ibunda tercinta H.M.Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia.

Film yang diangkat dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Alberthiene Endah tahun 2013 ini  dibuka dengan adegan seremoni upacara pernikahan ala Bugis yang eksotik serta perjalanan hijrah Athirah (Cut Mini) dan sang suami Puang Haji Kalla (Arman Dewarti) dari kampung halaman mereka di Bone menuju Makassar pada tahun 1950-an.

Dikisahkan, Athirah menjalani kehidupan di kota Anging Mammiri tersebut mendampingi sang suami yang berprofesi sebagai pengusaha. Semuanya berjalan seperti biasa, sampai akhirnya Puang Haji memutuskan untuk menikah lagi dengan perempuan lain pilihan hatinya.

Kejadian tersebut sangat memukul batin Athirah. Sebagai anak lelaki tertua, Jusuf (Christopher Nelwan) yang akrab dipanggil “Ucu” sangat merasakan derita yang dialami sang ibu. Kendati prahara rumah tangga telah melanda dahsyat, tak membuat Athirah luluh dalam keterpurukan. Ia bangkit dengan tegar dan merintis usaha mandiri berdagang sarung sutra lalu keuntungannya dibelikan emas sebagai investasi di masa depan. Kelak, investasi yang dibangunnya inilah justru menjadi “penolong” usaha Puang Haji yang nyaris bangkrut karena badai krisis moneter.

261474615758

Cut Mini, yang berperan sebagai Athirah menyajikan parade akting yang memukau dengan menampilkan ekspresi emosi terpendam dalam sunyi secara meyakinkan. Mata Cut Mini seakan “berbicara” tentang pergolakan batin yang dialaminya. Kepedihan hati ditinggal suami tercinta yang menikah dengan perempuan lain tak ayal sempat membuatnya limbung, namun Athirah bertahan dengan tegar menjaga anak-anaknya serta keutuhan rumah tangganya tanpa mengeluh. Ia menyimpan tangisnya diam-diam bahkan dalam rasa pedih merajam hati, ia tetap membalas salam sang suami yang pamit dengan suara lirih dan sorot mata yang suram. Athirah “memainkan” simponi duka dalam keheningan, dalam kesenyapan yang nyaris tak bertepi.

img_4280

Riri Riza mengemas adegan-adegan minim dialog namun sarat makna dalam detail-detail visual Makassar era-50-an secara memikat. Dengan cermat  lanskap kota ditata apik sesuai setting film ketika itu, ditambah dengan budaya Bugis Makassar yang kental, mulai dari adegan tradisi pernikahan ala bugis Makassar, musik dan penyanyi , hingga hidangan kuliner khas seperti barongko, sop pallumara , songkolo dan lain-lain. Salah satu adegan yang saya suka adalah ketika keluarga Athirah makan bersama di meja makan. Seluruh anggota keluarga dengan tertib dan santun mengikuti “ritual” makan bersama laksana sebuah pagelaran orkestrasi menawan dipimpin “dirigen” Puang Haji dan Athirah.

athirah-sarung

Saya sangat terkesan dengan kemampuan adaptif para pemeran film ini dalam bercakap logat Makassar meski sebagian besar bukan berasal dari wilayah tersebut. Dalam sebuah dialog cukup panjang terlihat Cut Mini maupun Christopher mampu berbicara dalam logat khas Makassar secara fasih. Hanya Jajang.C.Noer yang berperan sebagai ibu Athirah sedikit kurang lancar artikulasinya dalam bertutur logat tersebut.

Secara sinematografis, film ini menampilkan keindahan alam Sulawesi Selatan yang mempesona. Sebagai putra asli daerah, Riri Riza secara serius menggarap film ini dengan mengeksplorasi eksotisme alam dan seremoni kemegahan budaya masyarakat Bugis Makassar selama 20 hari pengambilan gambar di Makassar, Sengkang, Pare-Pare dan Maros pada bulan Mei-Juni tahun lalu. Christopher Nelwan yang berperan sebagai Ucu bermain lepas tanpa beban dan santai meski ia memerankan sosok masa remaja pak JK, orang nomor dua di negeri ini. Adegan ketika mengejar-ngejar cinta pertamanya Ida (Indah Permatasari) juga dikemas memikat.

Sebagai sebuah tontonan, film ini telah berhasil memainkan perasaan penonton melalui “simponi sunyi” Athirah. Meski sempat terbersit ganjalan di hati karena ending-nya yang terasa kurang “greget” emosionalnya, secara keseluruhan film yang diproduseri oleh Miles Film ini menyajikan hiburan yang berkesan. Tentang ketegaran, Athirah, sosok perempuan dari Bukaka.

 

Related Posts
FILM “CITA-CITAKU SETINGGI TANAH” : PELAJARAN MENYIKAPI IMPIAN
eharuan begitu menyentak dada saya saat menonton film ini. Betapa tidak? Adegan-adegan yang tersaji dihadapan mata saya seakan membawa kembali ke nostalgia 30 tahun silam, saat melewati masa kecil di ...
Posting Terkait
FILM “SUPER DIDI” : ROMANTIKA SANG “PAPI SITTER”
ari Sabtu, 23 April 2016, kami sekeluarga menonton film "Super Didi" di XXI Botani Garden Bogor. Film bergenre komedi ini mendadak mengingatkan saya pada aktifitas saya dulu sebagai "Papi Sitter" ...
Posting Terkait
FILM TIGA SEKAWAN : MENGUNGKAP MISTERI HANTU DI RUMAH TUA
aya akhirnya memenuhi keinginan 2 buah hati tercinta untuk menonton film ini, Sabtu (26/1) di XXI Mall Lippo Cikarang. Mereka penasaran melihat aksi 3 sekawan mengungkap misteri hantu setelah menonton ...
Posting Terkait
GULLIVERS TRAVELS : RAKSASA CENTIL DI NEGERI LILIPUT
ebuah motivasi romantik menjadi alasan saya untuk penasaran menonton film Gulliver’s Travel ini tanpa perlu membaca resensi filmnya lebih dulu di beberapa media, seperti biasa. Kisah Gulliver di Negeri Liliput ...
Posting Terkait
Film “Stolen Girl” : Ketika Cinta Seorang Ibu Menembus Batas Negara dan Waktu
da luka yang tak pernah sembuh dalam hati seorang ibu. Luka yang terus berdarah setiap detik, setiap menit, setiap tahun ketika sang buah hati hilang dari pelukan. Film "Stolen Girl" (2025) ...
Posting Terkait
REVIEW THE AVENGERS : MENIKMATI AKSI SUPERHERO YANG “HUMANIS”
abtu malam (5/5), bersama putra sulung saya, Rizky (9 tahun) berkesempatan menonton film The Avengers di Studio 2 Bioskop XXI Mall Lippo Cikarang. Sejak menonton trailer film ini di Disney ...
Posting Terkait
FILM LOOPER : DILEMA KELAM MASA KINI DAN MASA DEPAN
aya selalu memiliki ekspektasi tinggi untuk menonton film-film yang dibintangi oleh aktor gaek Bruce Willis. Sejak terpukau menonton film-film aksinya dalam serial 'Die Hard", kehadiran lelaki yang selalu berkepala plontos ...
Posting Terkait
AYAHMU BULAN, ENGKAU MATAHARI : KISAH PEREMPUAN DALAM NARASI YANG MENGGETARKAN
Judul : Ayahmu Bulan, Engkau Matahari (Kumpulan Cerpen) Karya : Lily Yulianti Farid Cetakan : Pertama,Juli 2012 Halaman : 255 halaman Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama ISBN : 978-979-22-8708-0 enang sekali saat menerima buku ini ...
Posting Terkait
REVIEW FILM KETIKA MAS GAGAH PERGI : TENTANG KOMITMEN & KEPEDULIAN YANG TAK TERLERAI
ari Minggu siang, 31 Januari 2016 akhirnya niat saya untuk menonton film "Ketika Mas Gagah Pergi" (KMGP) kesampaian juga. Bersama keluarga tercinta saya menyaksikan film yang diangkat dari karya cerpen legendaris ...
Posting Terkait
Jalan Pulang Seorang Mualaf: Membaca Keberanian dalam Linangan Air Mata
alam sunyi yang mendalam, ada yang pecah. Entah itu hati, entah itu keyakinan, atau barangkali keduanya sekaligus. Film "Air Mata Mualaf" yang disutradarai Indra Gunawan dan tayang sejak 27 November 2025 di bioskop seluruh ...
Posting Terkait
FILM DEEPWATER HORIZON : VISUALISASI BENCANA DAHSYAT ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI DI TELUK MEXICO
udah lama saya "mengincar" untuk menonton film ini. Bukan hanya karena bencana dahsyat ledakan anjungan pengeboran minyak lepas pantai (offshore rig) "Deepwater Horizon" pada 20 April 2010 ini kerap menjadi topik ...
Posting Terkait
RESENSI BUKU “DALAM DEKAPAN ZAMAN” : SENARAI KISAH INSPIRATIF SANG PEGIAT HARMONI BUMI
Judul Buku : Dalam Dekapan Zaman (Memoar Pegiat Harmoni Bumi) Penulis : Amanda Katili Niode, PhD Cetakan : Pertama, Oktober 2024 Halaman : xxxviii + 420 halaman ISBN : 978-623-8228-51-5 Penerbit : CV Diomedia Buku "Dalam Dekapan ...
Posting Terkait
FILM COBOY JUNIOR : TENTANG JADI YANG TERBAIK DAN DEMAM UNYU-UNYU
eusai mengikuti hari terakhir ujian kenaikan kelas, Sabtu (8/6) saya menunaikan "janji" kepada kedua anak saya, Rizky dan Alya, untuk menonton film Coboy Junior di XXI Mall Lippo Cikarang. Yang ...
Posting Terkait
FILM THE CROODS : PELAJARAN TENTANG KEBERANIAN MENGHADAPI TANTANGAN
ari Sabtu (23/3) saya bersama keluarga menyempatkan diri menonton film "The Croods" di XXI Metropolitan Mal Bekasi Barat. Ini menjadi film incaran Rizky & Alya kedua buah hati saya ...
Posting Terkait
Ketika Lensa Membuka Luka: Film “Shutter” dan Penebusan yang Terlambat
da sesuatu yang menghantui dalam setiap klik kamera manual. Bunyi mekanik yang sesaat itu menangkap waktu, membekukan momen, dan menyimpannya selamanya dalam bingkai dua dimensi. Namun, bagaimana jika yang tertangkap bukan ...
Posting Terkait
Saat Masa Depan Mengetuk Pintu Hati: Chemistry Dion Wiyoko-Sheila Dara dalam Petualangan Cinta Lintas Waktu
ada lanskap perfilman Indonesia yang kini dipenuhi dengan kemunculan film-film horor, sutradara Yandy Laurens menghadirkan sebuah alternatif yang menyegarkan melalui "Sore: Istri dari Masa Depan" yang tayang pada 10 Juli ...
Posting Terkait
FILM “CITA-CITAKU SETINGGI TANAH” : PELAJARAN MENYIKAPI IMPIAN
FILM “SUPER DIDI” : ROMANTIKA SANG “PAPI SITTER”
FILM TIGA SEKAWAN : MENGUNGKAP MISTERI HANTU DI
GULLIVERS TRAVELS : RAKSASA CENTIL DI NEGERI LILIPUT
Film “Stolen Girl” : Ketika Cinta Seorang Ibu
REVIEW THE AVENGERS : MENIKMATI AKSI SUPERHERO YANG
FILM LOOPER : DILEMA KELAM MASA KINI DAN
AYAHMU BULAN, ENGKAU MATAHARI : KISAH PEREMPUAN DALAM
REVIEW FILM KETIKA MAS GAGAH PERGI : TENTANG
Jalan Pulang Seorang Mualaf: Membaca Keberanian dalam Linangan
FILM DEEPWATER HORIZON : VISUALISASI BENCANA DAHSYAT ANJUNGAN
RESENSI BUKU “DALAM DEKAPAN ZAMAN” : SENARAI KISAH
FILM COBOY JUNIOR : TENTANG JADI YANG TERBAIK
FILM THE CROODS : PELAJARAN TENTANG KEBERANIAN MENGHADAPI
Ketika Lensa Membuka Luka: Film “Shutter” dan Penebusan
Saat Masa Depan Mengetuk Pintu Hati: Chemistry Dion

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *