Pada sungai Martapura yang deras mengalirkan asa hingga ke hulu
Kita senantiasa menitipkan helai rindu agar hanyut dan larut
Bersama desir rasa tertahan yang kita pendam masing-masing dalam pilu
Pada kelezatan soto Banjar yang kita santap sore itu
Ada kemilau senyummu yang mampu melerai gundah
Mencipta kesejukan laksana keteduhan dedaunan Tengkawang Tungkul
Mengokohkan pesonamu bagai kekar pohon ulin yang tegak berdiri
Di Tabalong, di Tabalong, kita merajut kenangan
Menafikan waktu yang berlari bergegas
Dengan memaknai setiap detik pertemuan kita dalam rona bahagia dan bersahaja
Mengabaikan riuh pompa angguk mengalirkan minyak dan derap langkah cepat pekerja tambang menuju bis jemputan
Menikmati parasmu yang ranum bagai mangga kasturi
Sembari menyantap Gangan Paliat dan Amparan Tatak yang lezat
Kita menyesap fana dunia pada rasa syukur tak bertepi
“Pada akhirnya,” katamu, “meski kelak kita tak lagi bersama, ikrar yang sudah kita kekalkan di hati, menjadi janji suci untuk tak mengkhianati”
Di Tabalong, di Tabalong, kita merajut kenangan
Meresapi musim demi musim
yang berlalu begitu saja menyisakan jejak-jejak perjalanan
namun tetap abadi berpendar bagai api di tugu obor
serta gemericik indah air terjun riam Mambanin dimana kita menadah kangen yang menelusuri jemari
Luruh dalam senyap bersama senja yang membawa kelam
dan keniscayaan untuk pulang
kembali menuju tepian takdir kita
Yang tak terlerai..
Related Posts
Adakah kerlip bintang di langit
dan spektrum cahayanya yang berkilau
menerangi jernih bola matamu
adalah tanda
harapan masih terbersit disana?
Setelah luka kehilangan itu perlahan pudar jejaknya
dan kita kembali mengais-ngais remah-remah kenangan
yang tersisa
lalu menyatukannya kembali ...
Posting Terkait
Barangkali, kepanikan yang melanda dirimu
hanyalah serupa gerhana
yang melintas sekilas
lalu pergi meninggalkan sebaris jelaga di hatimu
bersama tangis getir disepanjang jejaknya
Sementara dia, yang berjarak dengan rindu padamu
tersenyum sembari membawa cahaya musim semi
meninggalkan ...
Posting Terkait
Beberapa waktu terakhir ini, saya mencoba eksperimen baru dengan menarasikan (membaca) puisi-puisi karya saya dan menayangkannya di Youtube. Dengan "persenjataan" yang masih "tradisional" yaitu handphone dan komputer serta software video ...
Posting Terkait
Dalam Diam, kau termangu
Sepotong senja dibatas cakrawala memaku pandangmu
"Di akhir tahun, selalu ada rindu yang luluh disana, sejak dulu"
katamu, pilu
Terlampau cepat waktu berderak
hingga setiap momen tak sempat kau bekukan dalam ...
Posting Terkait
Kita tak akan pernah bisa menyepuh ulang segala impian
dan kenangan yang meranggas perlahan di ringkih hati
lalu menyemai harap, segalanya akan kembali seperti semula
"Karena apa yang tertinggal," katamu,"seperti sisa jejak kaki
di ...
Posting Terkait
Ketika harapan tak terjelmakan dan ilusi tentangmu hanyalah bagian
dari noktah kecil yang bersinar redup di langit malam,
maka segala impian yang telah kita bangun mendadak sirna diterpa angin
sementara kerlip kunang-kunang tetap tak ...
Posting Terkait
elah lama kita menikmati setiap rasa yang mengalir
yang kerapkali merambati sekujur tubuh, saat kita bertemu
Bersama kaldu kokot yang kental dan lezat sate Madura, kita menyelami kenangan
pada sepinggan kangen yang dihidangkan ...
Posting Terkait
Langit dan senja, katamu, adalah paduan cerita tentang harapan dan rindu
yang terserak antara tepian cakrawala hingga batas dimana mentari meredupkan cahayanya
Kita menyaksikan detik-detik berguguran bersama alunan musim yang berlalu dengan ...
Posting Terkait
Kerapkali kita menyempatkan diri duduk diberanda
bercakap tentang hal-hal tak penting dan upaya-upaya menanggulangi kegetiran
seraya menatap gelap yang luruh perlahan dipelupuk mata
dan kunang-kunang melintas anggun membawa kerlip harapan
sementara rindu memantul-mantul gemas ...
Posting Terkait
Sekeping Pilu yang kau tambatkan di dermaga jiwa
Adalah rekaman sebait sajak dan jejak tertatih tentang perjalanan
tentang luka, tentang segenap rasa yang berkecamuk di tiap lamunan
"Seharusnya," katamu,"meraihmu adalah niscaya dan mendekapmu
dalam ...
Posting Terkait
Ya Allah,
Pada Teduh MaghfirahMU
Aku luluh terharu dalam sujud panjang
Mengharap ampunan dan RidhaMU yang tak bertepi
Pada bentang cakrawala, lengkung bianglala, bening kilau embun direrumputan
bahkan pada jernih airmataku
yang menitik pelan diujung sajadah di ...
Posting Terkait
1/
Secangkir kopi yang kau seduh dengan sedih
Sejatinya menjadi aura atas segala perih
yang disenandungkan dengan nada lirih
bersama kemilau mentari senja yang kerap membuatmu risih
2/
Di akhir tahun semua kenangan yang indah terpatri
membuat ...
Posting Terkait
Pada senja yang termangu
Kita menyaksikan mentari rebah di pelupuk cakrawala yang redup mengatup hari
Dan camar terbang dengan sayap ringkih memekik pilu di langit merah
seakan mewakili setiap kehilangan yang terurai perlahan
bersama ...
Posting Terkait
Seperti mendengarkan dongeng cinta yang absurd
Kita selalu terbuai dalam pesona yang kerap kita sendiri tak bisa menafsirkannya
Dan pada malam, ketika bintang berkelip genit di rangka langit
serta rembulan perlahan meredup dibalik ...
Posting Terkait
Kita pernah memaknai arti kebahagiaan, juga kehilangan itu, disini, di ujung senja
Saat mentari rebah perlahan di batas cakrawala
menampilkan monolog tentang kesunyian dan separuh hati yang tertinggal entah dimana
pada cemerlang cahaya ...
Posting Terkait
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
PUISI : TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU
MENARASIKAN UNTAIAN PUISI DI YOUTUBE
UNTUK SEPOTONG SENJA DI AKHIR TAHUN
VISUALISASI VIDEO PUISI “SEBUAH CINTA YANG MENJAUH”
PUISI : SENANDUNG SEKEPING KEHENINGAN
PUISI : SEPINGGAN KANGEN DI SUDUT KOTA SUMENEP
PUISI : TENTANG SENJA, DETIK YANG BERGUGURAN DAN
PUISI : KITA TELAH MENOREH MALAM DENGAN ANGAN-ANGAN
PUISI : TITIAN KENANGAN, PADA LANGIT HATI
PUISI : LURUH DALAM TEDUH MAGHFIRAH-MU
PUISI: SECANGKIR KOPI DAN KENANGAN AKHIR TAHUN
PUISI : PADA SENJA YANG TERMANGU
PUISI : SEBUAH RUANG TANPA RATAP
PUISI : SAJAK UNTUK PEREMPUAN DI UJUNG SENJA