Catatan Dari Hati

POHON TREMBESI : MENEBAR KESEJUKAN, MENUAI KETEDUHAN

Lihatlah gadis yang berjalan sendiri di pinggir sungai
Lihatlah rambutnya yang panjang
dan gaunnya yang kuning bernyanyi bersama angin
Cerah matanya seperti matahari
seperti pohon-pohon trembesi
Wahai, cobalah tebak kemana langkahnya pergi

(“Gadis dan Sungai”, karya Emha Ainun Nadjib dari buku “Sesobek Buku Harian Indonesia)

Kutipan sajak indah diatas saya pasang di akhir cerpen yang pernah saya tulis dan pernah diadaptasi serta ditayangkan menjadi salah satu episode sinetron “Pintu Hidayah” RCTI tanggal 6 November 2006 (bisa baca disini).

Hal yang senantiasa saya ingat dari penggalan puisi diatas tidak hanya sekedar kebanggaan karya saya ini bisa ditayangkan di layar kaca, namun pada pohon trembesi yang membuat saya kian penasaran bagaimana gerangan bentuknya?. Mengapa Emha Ainun Nadjib, penyair dan penulis idola saya itu sampai mengambil perumpaan “cerahnya mentari pada mata sang gadis laksana pohon trembesi”?.

Sejumlah momen mendadak mengingatkan saya pada pohon itu.

Yang paling anyar adalah aksi penanaman pohon trembesi oleh artis Luna Maya tanggal 18 April lalu di jalan raya Karanganyar- Demak bersama 400 karyawan PT Djarum di Kudus sebagai bagian dari program CSR mereka “Trees for Life”. Dengan antusias, Luna Maya menyatakan,”Penanaman pohon trembesi sangat cocok ditanam di area itu karena dapat menyerap banyak CO2 dan emisi karbon lainnya. Dengan demikian, ke depannya jalan ini bisa menjadi jalan yang teduh dan hijau. Saya berharap pohon trembesi yang kami tanam dapat tumbuh maksimal. Tentunya harus dirawat masyarakat luas’.

Secara bertahap, penanaman trembesi sudah dilakukan mulai bulan Januari hingga Mei 2010 dengan tinggi pohon dua hingga 2,5 meter. Pemeliharaannya akan dilakukan PT Djarum selama tiga tahun pertama dengan cara menyirami dan merawatnya. Bibit yang digunakan dalam rangkaian program penanaman 2.767 pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) PT Djarum Pada saat penanaman pohon tersebut, Luna Maya sempat “diserbu” ribuan orang yang begitu antusias ingin melihat artis cantik pemeran bintang iklan sabun mandi terkenal itu beraksi.

Pohon Trembesi yang teduh (Foto diambil dari Kompas Onlinei)

Sebelumnya, pada tanggal 13 Januari 2010, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencanangkan penanaman pohon Trembesi di halaman rumput terbuka Istana Negara Jakarta. Pencanangan penanaman pohon trembesi yang banyak ditanam sebagai tumbuhan peneduh di pinggir jalan itu merupakan bagian dari gerakan “one man one tree” yang telah digalakkan oleh pemerintah sebelumnya, juga sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mereduksi 26% emisi karbon. Presiden akan membagikan satu juta biji pohon trembesi kepada gubernur seluruh Indonesia untuk ditanam di daerah masing-masing.

Pantai Losari Makassar juga tak luput dari penanaman pohon raksasa peneduh ini. Seperti dikutip dari website resmi Sekretaris Kabinet RI,

Usai menghadiri dan memberikan sambutannya di Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU), Selasa (23/3) pukul 15.10 WITA atau pukul 14.10 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan aksi tanam pohon Trembesi, di halaman Gedung Celebes Convention Centre, Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan. Para menteri yang mendampingi kunjungan ini juga melakukan hal yang sama.

Aksi tanam pohon ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia Hijau melalui program Tanam dan Pelihara Pohon serta `One Man, One Tree` atau satu orang satu pohon. Presiden selalu mengkampanyekan gerakan tanam pohon ini setiap kali melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sendiri baru saja mendapatkan sertifikat Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kerja bakti penanaman pohon.

Saya jadi semakin penasaran. Seberapa hebatkah sebenarnya pohon Trembesi itu?

Dan akhirnya saya menemukan beberapa informasi, seperti yang saya kutip dari sini:

Trembesi (Albizia saman sinonimSamanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.

Akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one tree menggalakkan penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.

Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), TrembesiMunggurPunggurMeh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).

Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut,Rain TreeSaman TreeAcacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam),Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia),Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis)

Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Meksiko, Peru dan Brazil namun sekarang telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis termasuk ke Indonesia.

Sementara itu, penjelasan dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), DR.Ir. Endes N Dahlan, menjelaskan soal pohon ini di Kompas online:

Ttrembesi pada mulanya diketahui tumbuh di savana Peru, Brasil, dan Meksiko, yang minim air. ”Kemampuan tumbuh di savana menunjukkan, pohon ini tidak memiliki evaporasi tinggi”

Endes adalah salah satu akademisi yang diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan pembekalan penanaman trembesi, 13 Januari 2010 di Istana Negara. Endes meneliti daya serap emisi karbon dioksida atas 43 jenis tanaman pada 2008.

Hasil penelitian pada trembesi dengan diameter tajuk 10-15 meter menunjukkan, trembesi menyerap karbon dioksida 28,5 ton per tahun. Ini angka terbesar di antara 43 jenis tanaman yang diteliti, bahkan ditambah 26 jenis tanaman lain, daya serap karbon dioksida trembesi tetap terbesar. Meskipun demikian, Endes belum bisa menjelaskan 68 jenis pohon lainnya yang diteliti.

Dia mengaku, belum meriset secara rinci kapasitas evaporasi trembesi. Diketahui pula, trembesi memiliki sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara.

Kandungan 78 persen nitrogen di udara memungkinkan trembesi bisa hidup di lahan-lahan marjinal, juga lahan-lahan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. ”Selain tahan kekeringan, juga tahan genangan,” kata Endes.

Pohon trembesi, bisa mencapai usia 600 tahun itu, berkanopi luas, bisa mencapai diameter 8 meter dengan ketinggian pohon berkisar 40 meter.

Eksistensi Pohon Trembesi juga sempat menuai pro dan kontra. “Trembesi termasuk jenis pohon dengan evaporasi atau penguapan tinggi sehingga berpotensi mengeringkan sumber air,” kata Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Mochammad Na’im, Senin (22/2/2010) di Yogyakarta, seperti yang dikutip dari Kompas Online. Menurut Na’im, trembesi memiliki tajuk yang luas, sekaligus tebal. Kondisi ini membuat cahaya matahari sulit menembus. ”Tanaman di bawah naungan tajuknya tidak bisa tercukupi cahaya matahari sehingga tidak bisa tumbuh subur, bahkan mati. Jenis tanaman ini sebaiknya untuk perindang,” ujar Na’im.

Penjelasan yang menarik.

Dengan “daya teduh” yang bagus dan kemampuan penyerapan karbondioksida yang sangat besar–terlepas dari segala kekurangannya– maka pohon seperti Trembesi cocok  dijadikan pilihan pohon andalan untuk mengisi ruang terbuka hijau yang semakin lama semakin lenyap di lingkungan kita dan tergantikan menjadi “hutan beton”.  Fakta nyata yang menyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau di Jakarta tinggal 9 persen saja sungguh membuat miris.

“Tidak mengherankan bila pada tahun 2006 Organisasi Kesehatan Dunia menilai bahwa kualitas udara Jakarta terburuk ketiga setelah Meksiko City dan Bangkok, kata planolog dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, dalam talkshow berjudul “Minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta”, Jakarta, seperti yang saya kutip disini. “Minimnya RTH itu, lanjut Yayat,”menyebabkan sekitar 80 persen udara di Jakarta dipenuhi gas beracun”.

“RTH sendiri merupakan amanat dari UU Pengembangan Kawasan Perkotaan No. 26/2007 yang salah satu unsurnya adalah bahwa dalam kawasan perkotaan harus tersedia RTH sebesar 10 persen RTH privat dan 20 persen RTH publik”, jelas Yayat.  RTH privat adalah RTH yang berada dalam ruang terbangun seperti lingkungan perumahan, sementara RTH publik adalah RTH yang berada dalam ruang terbuka (publik) di kawasan perkotaan. Diperlukan sekali hadirnya 30% RTH dikawasan kota-kota di Indonesia. Keberadaan RTH sebesar 30 persen nantinya akan dapat mengurang kadar konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2) sebesar 70 persen, dan nitrogen (NO2) sebesar 67 persen.

Terkait dengan aksi penanaman pohon, khususnya Pohon Trembesi, di area ruang terbuka hijau tentu akan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk menebar kesejukan dan menuai keteduhan. Keberadaannya–bersama pepohonan lain–menjadi “paru-paru” kota, menjelma menjadi sebuah tempat menghirup udara segar yang alami dan ramah lingkungan.


Harapan saya kiranya aksi penanaman pohon ini tidak hanya bersifat sporadis dan sesaat. Diperlukan upaya-upaya berkesinambungan, termasuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas, agar aksi positif ini menjadi sebuah gerakan terintegrasi dan melibatkan semua elemen secara menyeluruh. Penanaman pohon Trembesi tentu juga mesti disertai dengan upaya pemeliharaannya agar harapan yang sudah kita “titipkan” pada dedaunan di tunas mudanya agar dapat tumbuh besar dan subur, tidak berhenti sesaat setelah kita menanamnya saja.

Ah, saya tiba-tiba saja bermimpi, membayangkan interpretasi atas sajak indah Emha Ainun Nadjib yang saya kutip diatas. Sang gadis, dan dia adalah Luna Maya, berlari pelan dan anggun dengan gaun kuning yang berkibar ditiup angin, lalu tertawa memamerkan deretan giginya yang rapi memandang cerah mentari yang menerangi pucuk-pucuk pohon trembesi..

Oh, ya…Luna, kapan-kapan kita nanam pohon Trembesi di Cikarang yuuuk…. hehehe  🙂 

Related Posts
KISAH PERJALANAN KE PERTH (1) : NIKMATNYA KULINER NUSANTARA DI NEGERI ORANG
enangan indah terpatri di benak saat saya kembali dari perjalanan ke Perth tadi malam (29/8). Sejak keberangkatan untuk tugas kantor ke wilayah Barat Australia ini pada tanggal 25 Agustus 2013 ...
Posting Terkait
SERAH TERIMA HADIAH LOMBA XLNETRALLY 2011
cara ini sudah berlangsung minggu lalu. Tepatnya Hari Jum'at, 19 Agustus 2011 bertempat di Kantor PT XL Axiata Gedung Prima Lt.8 Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan. Kebetulan, disaat yang sama ...
Posting Terkait
BANG RAMELAN, BAPAK BLOGGER KOMPASIANA, MERETAS JALAN MENUJU KURSI GUBERNUR DKI JAKARTA
aya sempat tersentak kaget, saat pertama kali membaca berita tentang tampilnya Pak Prayitno Ramelan yang juga dikenal sebagai Bapak Blogger Kompasiana sebagai salah satu kandidat calon Gubernur DKI Jakarta periode ...
Posting Terkait
HARI BLOGGER NASIONAL DAN SOLIDARITAS SOSIAL MENYIKAPI BENCANA
Hari ini, 27 Oktober 2010, kita semua merayakan Hari Blogger Nasional. Sebuah momen bersejarah yang ditorehkan pada tahun 2007 saat Pesta Blogger pertama digelar di Blitz Megaplex Jakarta oleh Menkominfo (waktu ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2011 (7) : JELAJAH SITU BEKASI & TAMAN BUAYA CIBARUSAH
atahari seakan "membakar" Cikarang dengan teriknya yang menyengat saat Rombongan peserta Amprokan Blogger 2011 bergerak menuju lokasi kunjungan berikutnya dari Jababeka Cikarang menuju Situ Bekasi yang berada di Kec.Serang Kabupaten ...
Posting Terkait
KETIKA PARA BLOGGER BERPESTA
Blitz Megaplex yang berlokasi di Lantai 8 Grand Indonesia tak jauh dari Bundaran HI Jalan MH.Thamrin Jakarta, pada Hari Sabtu,27 Oktober 2007 mendadak gegap gempita “dikerubuti” para blogger Indonesia yang ...
Posting Terkait
‘BURIED’ : KETEGANGAN MENCEKAM DI DALAM PETI MATI
ak pernah sedikitpun terlintas di benak seorang Paul Conroy (diperankan oleh Ryan Reynolds) terjebak didalam peti mati dan terkubur hidup-hidup di kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Sebuah mimpi buruk ...
Posting Terkait
TIDURLAH SAMBIL MENGALAH!
Kedua anak saya, Rizky dan Alya memiliki gaya tidur yang sungguh sangat menakjubkan.  Juga merisaukan. Kebetulan, kami berempat (saya, istri, dan kedua anak kami itu) tidur disatu kamar yang memiliki ...
Posting Terkait
SEPASANG TELINGA SELUAS SAMUDERA
"When you listen, you offer a package of the most valuable healing gifts you can give: compassion, consolation, and forgiveness".  -- James Kullander, taken from Gaia Community Website Menjelang tidur malam, usai ...
Posting Terkait
RESENSI BUKU DEMONSTRAN DARI LORONG KAMBING : KIPRAH MONUMENTAL SANG AKTIVIS KAMPUS”KEPALA ANGIN”
Judul Buku : Demonstran Dari Lorong Kambing Karya : Amran Razak Penerbit : Kakilangit Kencana Cetakan : Pertama, 2015 Jumlah Halaman : 285 ISBN : 976-602-8556-48-4 mran Razak adalah legenda, juga sebuah fenomena... Nama beliau sudah lama ...
Posting Terkait
MENIKMATI SENSASI CERITA ESTAFET
Akhirnya, Cerita Estafet (Cerfet) "SELEBRITKU PULANGLAH!" (selanjutnya disebut SP) yang pernah ditayangkan di komunitas Blogger Blogfam telah terbit dan mengorbit di situs Evolitera, menyusul e-book Kumpulan Cerpen dan Puisi saya ...
Posting Terkait
IDBLOGILICIOUS ROADBLOG, SIAP “MENGGOYANG” SURABAYA
Akhirnya saat itu datang. Besok, Sabtu (14/5) IDBlogilicious Roadblog yang dimotori jaringan blog nusantara yang mengusung konten berkualitas IDBlognetwork akan memulai perjalanannya di kota Surabaya dari rencana 7 kota penyelenggara ...
Posting Terkait
FILM “NIGHT AT THE MUSEUM-SECRET OF THE TOMB” : MENYINGKAP MISTERI TABLET EMAS
ari Sabtu (27/12) saya mengajak istri dan kedua anak saya, Rizky & Alya menonton film "Night At The Museum-Secret of The Tomb" di Studio-4 Blitz Megaplex Bekasi Cyber Park. Ada ...
Posting Terkait
XLNETRALLY(4) : MENJELAJAHI EKSOTISME KLASIK LAWANG SEWU
ahaya mentari pagi menyapa hangat saat saya membuka jendela kamar 1202 Hotel Gumaya tempat saya dan Goenrock menginap. Hari Minggu (24/7) ini merupakan hari terakhir kami, peserta XL Net Rally ...
Posting Terkait
GCC : MENGGALANG PARTISIPASI GLOBAL MENUJU KORPORASI LEBIH SEHAT & PRODUKTIF
emarin pagi, Selasa (22/5), saya menerima paket Starter Pack GCC (Global Corporate Challenge) yang terdiri atas Tas Punggung, Stress Ball, Kaos kaki dan 2 pedometer. Saya bersyukur perusahaan saya (PT ...
Posting Terkait
1. Lomba-Lomba Dalam Pesta Blogger 2010 Tanggal 30 Oktober 2010, Hajatan akbar blogger seluruh Indonesia akan digelar di Rasuna Episentrum Jl.HRRasuna Said Kuningan Jakarta Selatan. Jangan lewatkan untuk mengikuti sejumlah lomba ...
Posting Terkait
KISAH PERJALANAN KE PERTH (1) : NIKMATNYA KULINER
SERAH TERIMA HADIAH LOMBA XLNETRALLY 2011
BANG RAMELAN, BAPAK BLOGGER KOMPASIANA, MERETAS JALAN MENUJU
HARI BLOGGER NASIONAL DAN SOLIDARITAS SOSIAL MENYIKAPI BENCANA
AMPROKAN BLOGGER 2011 (7) : JELAJAH SITU BEKASI
KETIKA PARA BLOGGER BERPESTA
‘BURIED’ : KETEGANGAN MENCEKAM DI DALAM PETI MATI
TIDURLAH SAMBIL MENGALAH!
SEPASANG TELINGA SELUAS SAMUDERA
RESENSI BUKU DEMONSTRAN DARI LORONG KAMBING : KIPRAH
MENIKMATI SENSASI CERITA ESTAFET
IDBLOGILICIOUS ROADBLOG, SIAP “MENGGOYANG” SURABAYA
FILM “NIGHT AT THE MUSEUM-SECRET OF THE TOMB”
XLNETRALLY(4) : MENJELAJAHI EKSOTISME KLASIK LAWANG SEWU
GCC : MENGGALANG PARTISIPASI GLOBAL MENUJU KORPORASI LEBIH
YANG MELENGKING DARI BLOGWALKING (37)

12 comments

Leave a Reply to Muhammad Adi Riswan Al Mubarak Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *