Catatan Dari Hati

“UNFORGETABLE” PAPA GODE’

Alm.Papa Gode’ (paling kanan) dan Mama Kuni’ (paling kiri) mengapit saya dan istri dalam acara pernikahan saya, April 1999

Hari ini, tepat sepuluh tahun silam, Paman saya tercinta dan juga adalah adik kedua dari ayah saya, Ridwan Gobel berpulang ke Rahmatullah. Beliau meninggal dunia pukul 01.30 di Balikpapan karena menderita komplikasi beberapa macam penyakit yang sudah diidap sejak setahun terakhir dan dimakamkan di hari yang sama pada sebuah pemakaman umum di Balikpapan,  serta meninggalkan seorang isteri dan empat orang anak.

Oleh para keponakannya, beliau akrab kami panggil sebagai Papa Gode’, karena perawakan tubuhnya yang tinggi besar, mewarisi sosok fisik sang ayahanda Bapu Sun Gobel yang biasa dipanggil juga Bapu Haya (dalam bahasa Gorontalo, Haya berarti tinggi).  Ayah saya merupakan anak tertua dari 3 bersaudara. Kini, ayah saya tinggal sendiri setelah kedua adiknya, Papa Gode’ dan Om Salmon Gobel, pergi menghadap sang Maha Kuasa lebih dulu masing-masing di tahun 2000 dan tahun 1996.

Saat mendengar kabar meninggalnya Papa Gode’, saya sangat terpukul.  Saya masih ingat betul, ketika menerima berita tersebut dari ayah saya di Makassar, sempat terbersit rasa tak percaya. Dan ketika ayah saya menyatakan bahwa berita ini benar adanya tak ayal membuat batin saya terguncang. Tanpa terasa air mata mengucur deras mengaliri kedua pipi saya. Sedih sekali.

Terbayang kembali dimata saya kebaikan beliau terutama senyuman dan guyonan segarnya yang membuat kami yang mendengarkannya tertawa berderai. Papa Gode’ lah yang mendorong saya untuk belajar menguasai Bahasa Inggris. Walau berlatar pendidikan formal hingga tingkat menengah atas, namun Papa Gode’ berhasil diterima sebagai karyawan perusahaan tambang nikel terkemuka PT INCO Soroako berkat kemampuannya menguasai bahasa asing dengan fasih yang dipelajarinya melalui kursus-kursus yang diikuti serta belajar secara otodidak.

Nasehat tersebut beliau ungkapkan kepada saya ketika sedang melaksanakan survey data untuk pembuatan skripsi saya di PT.Kaltim Prima Coal (KPC) , Sangatta, Kalimantan Timur, tahun 1994. Seusai pensiun di PT.INCO, Papa Gode’ memboyong seluruh keluarganya pindah ke PT.KPC dimana beliau merintis karir barunya sebagai Communication Supervisor.  Masih terbayang jelas dalam ingatan percakapan saya dengan beliau di beranda rumah, suatu malam di tahun 1993.

“Sebentar lagi kamu selesai kuliah, sudah bisa bahasa Inggris belum?” tanya Papa Gode’ sambil menatap saya tajam.

Saya menunduk malu dan menggeleng pelan.

“Ya, ampun, nak. Kamu ini bakal jadi Insinyur. Sarjana Teknik. Untuk bersaing di dunia kerja, kamu tidak hanya mesti punya kemampuan di bidang keilmuanmu saja, tapi juga kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa asing. Papa Gode’ dulu kursus bahasa Inggris sambil sekolah di SMA, dan terus belajar secara otodidak, sampai akhirnya bisa seperti sekarang, meniti karir yang bagus di INCO dan KPC,” kata beliau lembut.

“Tidak hanya itu,” lanjutnya lagi,”kelak, dengan tingkat pendidikan yang kamu miliki, bukan tidak mungkin kamu akan masuk ke pergaulan global yang menuntut kemampuan komunikasimu dalam berbahasa asing. Bila tidak menguasainya, kamu akan ketinggalan jauh nak. Dan kamu akan kehilangan kesempatan untuk bersaing. Mulai sekarang, camkan dalam hatimu baik-baik untuk mulai belajar bahasa Inggris. Jangan malas. Insya Allah akan bermanfaat banyak buat kamu dan masa depanmu”.

Saya hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.

Memang ayah saya pernah menawarkan saya untuk mengikuti kursus ketika lulus SMA dulu. Tapi karena ketika itu, lokasi kursus relatif jauh dari rumah kami di Maros (berjarak 30 km dari Makassar), saya memilih untuk menunda pelaksanaan kursus tersebut. Sampai akhirnya saya kembali tersentak sadar setelah diingatkan Papa Gode’.

Saya akhirnya menunaikan niat saya untuk kursus bahasa Inggris setelah lulus kuliah dan bekerja di PT Kadera AR-Indonesia di Pulogadung, 3 bulan setelah perbincangan malam yang bersejarah itu. Dengan penuh semangat, usai pulang kerja, saya mengikuti kursus bahasa Inggris intensif kelas malam disebuah lembaga kursus di Jatinegara, sekitar 3 km dari tempat kos.  Sayapun ikut kelas diskusi bersama Native Speaker dan kerapkali tiba di kamar kos diatas jam 22.00 malam. Saya benar-benar terinspirasi oleh nasehat Papa Gode’.  Saya tak ingin kehilangan kesempatan bersaing di era global.

Setahun kemudian, saya bertemu lagi dengan Papa Gode dan dengan bangga mengutarakan progress saya sudah kursus bahasa Inggris. Papa Gode’ mendelik tak percaya. Tapi dari kerling matanya, saya tahu, beliau sedang menggoda.

“Oke, Papa Gode’ test kamu ya, siap-siap,” kata beliau sambil kembali menatap tajam ke arah saya.

Dan tanpa saya duga sama sekali Papa Gode’ langsung nyerocos dalam bahasanya Pangeran Charles itu dengan fasih, lancar dan tanpa jeda sedikitpun. Saya melongo. Tak bisa mengikuti semuanya. Lebih tepatnya : tidak bisa mengerti semuanya.

Papa Gode’ tertawa renyah. Beliau lantas menepuk pundak saya.

“Bingung kan’? Berarti kamu mesti lebih banyak belajar lagi, nak. Jangan menyerah tadi itu belum apa-apa, karena ada sebagian Papa Gode’ campur dengan Bahasa Gorontalo” kata beliau sambil tertawa usil.

Saya garuk-garuk kepala yang tidak gatal. Pantas aja!

Menurut cerita ayah saya, Papa Gode’ memiliki kemampuan supranatural melihat mahluk-mahluk halus yang ada disekitarnya. Bahkan konon beberapa kali berkomunikasi langsung dengan penghuni alam lain itu, tanpa sedikitpun rasa takut.  Ayah saya bercerita, pernah mereka berjalan berdua ditengah malam, tiba-tiba Papa Gode’ seperti menyepak angin didepannya. Ayah saya kaget dan bertanya ada apa gerangan. Menurut Papa Gode’ baru saja ada monyet putih bertanduk melintas menghalangi jalan mereka. Ayah saya langsung merinding,padahal didepan mereka sama sekali tidak ada apa-apa.

Hal yang saya kenang tentang Papa Gode’ selain sifat periang, keusilan dan kecerdasannya adalah soal hobbynya bermain musik. Beliau sangat mahir bermain gitar dan penyanyi idolanya adalah Engelbert Humperdink, Frank Sinatra dan Nat King Cole.  Suara baritonnya terdengar memukau saat menyanyikan lagu “My Way” dalam pesta pernikahan adik saya Tri Wahyuni Gobel dan Iwan Surotinoyo, tahun 1999. Sewaktu survey data di Sangatta, saya pernah membantu beliau merapikan kaset-kasetnya yang begitu banyak di lemari. Ketika salah satu lagu diputar, terdengarlah alunan suara Nat King Cole, “Unforgetable”.  Papa Gode’ menirukan liriknya dengan penuh perasaan:

Unforgettable, that’s what you are
Unforgettable though near or far
Like a song of love that clings to me
How the thought of you does things to me
Never before has someone been more

 

Unforgettable in every way
And forever more, that’s how you’ll stay
That’s why, darling, it’s incredible
That someone so unforgettable
Thinks that I am unforgettable too

Entahlah, setiap kali mendengar lagu itu kini, saya selalu ingat Papa Gode’ melantunkannya dengan syahdu.

Papa Gode’ dan Mama Kuni’ (istri Papa Gode’) sempat datang menghadiri pernikahan saya, bulan April 1999, setahun sebelum meninggal dunia. Meski terlihat pucat dan agak kurus, beliau tetap terlihat gagah dan penuh percaya diri, seperti biasa. “Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab nak, pernikahan ini adalah gerbang bagimu untuk menegakkan dan membuktikan kemuliaanmu sebagai pemimpin rumah tangga, Papa Gode’ dan Mama Kuni akan selalu mendoakan kalian,” bisik beliau pada saya diatas pelaminan. Saya selalu mengenang pesan tersebut dengan batin bergetar.

Tadi malam, usai menunaikan sholat Tahajjud menjelang sahur untuk puasa Arafah, saya mengirimkan doa untuk almarhum Papa Gode’ yang 10 tahun lalu meninggalkan dunia fana. Semoga arwah beliau mendapatkan tempat terbaik disisiNya.

Di keheningan malam, saya seperti merasakan kehadirannya. Tersenyum. Menatap saya dengan lembut.  Tak terasa mata saya basah. Mengenang sosok yang “Unforgetable” tersebut.

Dan malam itu, saya seperti mendengarkan suaranya berdendang, sampai jauh…

Unforgettable in every way
And forever more, that’s how you’ll stay…

 

Related Posts
MIE TITI MAKASSAR YANG EKSOTIK
Saat pulang ke Makassar tiga pekan lalu, saya kembali mendapatkan kesempatan berharga mencicipi sebuah kuliner spesial yang terkenal dari Kota Anging Mammiri. Namanya Mie Titi. Makanan ini adalah sejenis dengan ...
Posting Terkait
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
Di pucuk alam, saya menyaksikan kedua anak saya, Alya dan Rizky, tertidur pulas. Putra tertua saya. Rizky, meringkuk bersama guling disampingnya. Dengkur halus terdengar dari bibirnya yang mungil. Tak jauh ...
Posting Terkait
SEDERHANA TAPI MERIAH, KONSEP ACARA HUT PERTAMA BE-BLOG
Minggu (4/7), saya menjadi tuan rumah pelaksanaan meeting kedua rencana persiapan HUT pertama Komunitas Blogger Bekasi (BeBlog). Hadir dalam rapat kemarin, Mas Rawi Wahyudiono (yang menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ...
Posting Terkait
CATATAN DARI SIMPOSIUM MIGAS NASIONAL 2015 MAKASSAR (1)
allroom Phinisi Hotel Clarion Makassar terlihat ramai dan meriah, Hari Rabu pagi (25/2) saat saya tiba untuk menghadiri perhelatan akbar Simposium Migas Nasional (SNM) yang digelar Komunitas Migas Indonesia (KMI) ...
Posting Terkait
SRIKANDI BLOGGER 2013 : INSPIRASI UNTUK AKTUALISASI PEREMPUAN INDONESIA DI ERA DIGITAL
uasana aula pertemuan lantai 6 Gedung F Kemendiknas Jl.Jenderal Sudirman Jakarta Selatan, Minggu (28/4), terlihat semarak ketika saya, bersama isteri dan kedua buah hati (Rizky dan Alya) tiba dilokasi. Setelah ...
Posting Terkait
SPIRIT KETANGGUHAN ELANG PENJELAJAH DALAM KEHANDALAN DAN KENYAMANAN BERKENDARA
ada 18 Maret 2013 silam telah dilaksanakan Public Launching produk paling anyar dari Produsen otomotif terkemuka di negara kita PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia : Etios Valco. City Car bertransmisi ...
Posting Terkait
KISAH EMPLOYEE GATHERING (3) : SENSASI MALAM HIBURAN & PESONA GARUDA WISHNU KENCANA
etelah melalui kegiatan fisik yang melelahkan (tapi menyenangkan) dalam aktivitas outbound serta team building di Bali Zoo, pagi hingga sore, Sabtu (25/2), kami, rombongan Employee Gathering PT Geographe Energy Indonesia ...
Posting Terkait
NAPAK TILAS KE JEJAK-JEJAK MASA REMAJA DI MASA LALU
enangan masa remaja akan selalu melekat di hati hingga kapanpun juga. Dan ketika kesempatan untuk "melintasi" kembali nostalgia itu dari masa kini, datang, maka tentu peluang itu tak akan disia-siakan. Termasuk ...
Posting Terkait
GCC : MENGGALANG PARTISIPASI GLOBAL MENUJU KORPORASI LEBIH SEHAT & PRODUKTIF
emarin pagi, Selasa (22/5), saya menerima paket Starter Pack GCC (Global Corporate Challenge) yang terdiri atas Tas Punggung, Stress Ball, Kaos kaki dan 2 pedometer. Saya bersyukur perusahaan saya (PT ...
Posting Terkait
MUDIK LEBARAN KE YOGYA (1) : DARI MUSEUM BENTENG VREDEBURG HINGGA KE KOMPLEKS MAKAM RAJA IMOGIRI
esawat Citilink QG 102 yang kami tumpangi mendarat mulus di bandara Adisucipto Yogyakarta pukul 20.50 malam, hari Minggu (27/7). Meski telat sekitar 15 menit karena menanti giliran mendarat, disebabkan meningkatnya ...
Posting Terkait
BERSEPEDA CERIA, SEHAT DAN NARSIS BERSAMA CIKARANG BARU CYCLING (CBC)
antangan itu datang seminggu yang lalu, langsung dari Pak Yani Pitono, sang ketua Cikarang Baru Cycling (CBC) Club di mailing list. Dan ternyata "tantangan" gowes jarak pendek Hari Minggu,8 Januari ...
Posting Terkait
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI UNTUK KEDAULATAN & KEMAKMURAN NEGERI (Bagian Pertama)
agi terasa begitu sejuk dan terlihat cerah ketika saya memasuki area Hotel JS Luwansa Jl.HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Rabu (3/12). Setelah mengarungi kemacetan yang cukup panjang dari Cikarang, saya ...
Posting Terkait
SILLY DAN AKSI NYATA YANG TAK SEBATAS “HANYA”
Namanya Silly. Hanya Silly. Persis sama dengan akun namanya di twitter @justsilly. Saya mengenal sosok blogger perempuan tangguh ini pertama kali ketika ia meninggalkan jejak komentar kocak di blog saya, dua tahun silam. ...
Posting Terkait
“GEBRAKAN” SASTRA DARI MAKASSAR
Media citizen journalism Panyingkul! (www.panyingkul.com), kafe baca Biblioholic, penerbit Nala Cipta Litera dan Forum Tenda Kata meluncurkan inisiatif Sastra dari Makassar, upaya yang dikerjakan secara independen dengan mengandalkan partisipasi lembaga ...
Posting Terkait
THERE’S SOMETHING PINKY IN MY HEART
Saya dan Rahman bernyanyi duet dalam acara perpisahan SMPN 2 Maros, Juli 1986 "ADA bagian merah jambu yang romantis dalam hatimu, pik" ,ujar kawan saya di SMP Negeri 2 Maros, Abdul Rahman pelan ...
Posting Terkait
ABFI 2013 SOLO (2) : REFLEKSI WAJAH BUDAYA ASIA TENGGARA UNTUK KEBERSAMAAN MENUJU KOMUNITAS ASEAN 2015
ajah-wajah penuh antusias dari para blogger terlihat pada Hari Jum'at pagi (10/5) di Ruang Tirtasari Hotel Kusuma Sahid Prince Hotel Solo tempat pelaksanaan seminar ASEAN Blogger Festival 2013. Meski pulang ...
Posting Terkait
MIE TITI MAKASSAR YANG EKSOTIK
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
SEDERHANA TAPI MERIAH, KONSEP ACARA HUT PERTAMA BE-BLOG
CATATAN DARI SIMPOSIUM MIGAS NASIONAL 2015 MAKASSAR (1)
SRIKANDI BLOGGER 2013 : INSPIRASI UNTUK AKTUALISASI PEREMPUAN
SPIRIT KETANGGUHAN ELANG PENJELAJAH DALAM KEHANDALAN DAN KENYAMANAN
KISAH EMPLOYEE GATHERING (3) : SENSASI MALAM HIBURAN
NAPAK TILAS KE JEJAK-JEJAK MASA REMAJA DI MASA
GCC : MENGGALANG PARTISIPASI GLOBAL MENUJU KORPORASI LEBIH
MUDIK LEBARAN KE YOGYA (1) : DARI MUSEUM
BERSEPEDA CERIA, SEHAT DAN NARSIS BERSAMA CIKARANG BARU
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI
SILLY DAN AKSI NYATA YANG TAK SEBATAS “HANYA”
“GEBRAKAN” SASTRA DARI MAKASSAR
THERE’S SOMETHING PINKY IN MY HEART
ABFI 2013 SOLO (2) : REFLEKSI WAJAH BUDAYA

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *