Catatan Dari Hati

FLASH FICTION : SEPERTI JANJIMU

Seperti Janjimu

Kita akan bertemu pada suatu tempat, seperti biasa, tanpa seorang pun yang tahu, bahkan suamimu sekalipun. Kita akan melepas rindu satu sama lain dan bercerita tentang banyak hal. Apa saja. Termasuk kelucuan Dita anakmu yang tak henti-hentinya membuatmu kewalahan pada aksi kocaknya yang atraktif. Kita akan tertawa lepas dan menganggap berkah hidup yang kita alami, sejatinya memang untuk kita. Bukan milik siapapun.

Seperti Janjimu

Kita akan selalu mengisahkan segenap perasaan dan keresahan yang kita alami pada kehidupan kita masing-masing. Kita berbagi beban dan menumbuhkan simpati satu sama lain. Tanpa Jarak.

Seperti Janjimu

Kebersamaan yang kita miliki tak terlerai. Tak terpisahkan hingga kapanpun.Siapapun tak bisa mencegahnya.

Bahkan suamimu dan suamiku sekalipun ! 

Related Posts
Flash Fiction : Jendela yang Selalu Terbuka
Setiap malam, Randy duduk di jendela rumahnya, menatap jalan. Ibunya bilang itu kebiasaan bodoh—menunggu orang yang tak akan kembali. Ayahnya pergi tujuh bulan lalu. Bukan karena perang atau kecelakaan, tapi karena kelelahan. ...
Posting Terkait
Flash Fiction : Kita yang Tak Pernah Ada
Mereka dekat. Terlalu dekat untuk sekadar sahabat, tapi terlalu jauh untuk disebut kekasih. Fina selalu ada saat Dika terluka. Dika selalu datang saat Fina butuh pelukan. Tapi setiap kali Fina ingin bertanya: ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: BUKAN JODOH
Berkali kali lelaki itu merutuki kebodohannya. Mengabaikan perasaannya paling dalam kepada perempuan sederhana namun rupawan yang dia sukai, hanya demi harga diri sebagai lelaki kaya, tampan dan terkenal--lalu kemudian, ketika semua ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
Sebuah pesan tampil atraktif di layar handphone ku. Dari Rita, pacarku dan ia dengan yakin menyatakan aku adalah pacar pertamanya. "Kapan bisa ketemu say? Bisa hari inikah?" Aku menggigit bibir, memikirkan jawaban yang ...
Posting Terkait
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
Keterangan foto: Menggigit Buntut, karya Andy Surya Laksana, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia elaki itu menatap nanar dua sapi yang berada di hadapannya. Matahari siang menjelang petang terik membakar arena pertandingan. ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: DUKUN
Lelaki tua yang mengenakan blankon yang duduk persis didepanku menatapku tajam. Pandangannya terlihat misterius.  Kumis tebalnya menambah sangar penampilannya. Menakutkan. Aku bergidik. Dukun itu mendengus dan mendadak ruangan remang-remang disekitarku menerbitkan ...
Posting Terkait
Aku menatapnya. Takjub. Dia menatapku. Marah. Aku tak tahu apa yang berada di benak wanita muda itu sampai memandangku penuh kebencian. Padahal dia hanya melihat pantulan dirinya sendiri disitu. Dan aku, cukuplah ...
Posting Terkait
Flash Fiction : Gerimis dan Wajahmu
Gerimis jatuh di kota ini, seperti malam itu ketika ia berlari ke rumah sakit, hanya untuk menemukan tubuhmu terbaring kaku di ranjang putih. Kecelakaan, kata dokter. Tak seorang pun tahu berapa kali ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: PELET
Hancur!. Hatiku betul-betul hancur kali ini. Berantakan! Semua anganku untuk bersanding dengannya, gadis cantik tetanggaku yang menjadi bunga tidurku dari malam ke malam, lenyap tak bersisa. Semua gara-gara pelet itu. Aku ingat bulan ...
Posting Terkait
Teng!-Teng! Tubuhku dipukul dua kali. Begitu selalu. Setiap jam dua dini hari. Biasanya aku terbangun dari lelap tidur dan menyaksikan sesosok lelaki tua, petugas ronda malam kompleks perumahan menatapku puas dengan ...
Posting Terkait
Flash Fiction: Koper Hijau
Di sudut kamar, ada koper tua berwarna hijau lumut. Lapuk di bagian resleting, berdebu di pegangannya. Sudah bertahun-tahun tak disentuh, tapi tetap tak dibuang. Itu koper milik Dara. Ia mengemasnya sendiri: dua ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: AYAH
Memanggilnya Ayah, buatku sesuatu yang membuat canggung. Lelaki separuh baya dengan uban menyelimuti hampir seluruh kepalanya itu tiba-tiba hadir dalam kehidupanku, setelah sekian lama aku bersama ibu. Berdua saja. "Itu ayahmu ...
Posting Terkait
Flash Fiction: Seragam yang Sama
Pagi pertama sebagai istri. Intan menyeduh dua cangkir kopi di dapur sempit apartemen mereka. Aroma robusta mengisi udara, menyamarkan gugup yang belum juga hilang. Rio keluar dari kamar mandi, rambut masih ...
Posting Terkait
Flash Fiction: Mas Kawin
Seusai resepsi yang riuh, rumah kontrakan kecil itu sunyi. Nadira menatap kotak kayu di pangkuannya—mas kawin dari Reza: satu buku tulis, berisi 30 halaman tulisan tangan. “Aku tahu kamu nggak suka ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : ROBOT
Seperti yang pernah saya lakukan diblog lama, saya akan menayangkan karya flash-fiction saya diblog ini secara teratur, paling tidak minimal 2 minggu sekali. Contoh koleksi flash-fiction lama saya bisa anda lihat ...
Posting Terkait
Flash Fiction: Kode Rahasia
Setiap sore, Anita duduk di jendela kamarnya, memandangi ujung jalan tempat Andi dulu biasa berdiri, mengacungkan dua jari—kode rahasia mereka: "tunggu aku." Orangtuanya bilang Andi bukan pilihan. "Anak sopir, masa depanmu ...
Posting Terkait
Flash Fiction : Jendela yang Selalu Terbuka
Flash Fiction : Kita yang Tak Pernah Ada
FLASH FICTION: BUKAN JODOH
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
FLASH FICTION: DUKUN
FLASH FICTION : CERMIN TOILET
Flash Fiction : Gerimis dan Wajahmu
FLASH FICTION: PELET
FLASH FICTION : TIANG LISTRIK
Flash Fiction: Koper Hijau
FLASH FICTION: AYAH
Flash Fiction: Seragam yang Sama
Flash Fiction: Mas Kawin
FLASH FICTION : ROBOT
Flash Fiction: Kode Rahasia

5 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *