Catatan Dari Hati

SPIRIT KEHANGATAN DARI POTRET KELUARGA

Malam kian tua. Sudah pukul 23.30 saat itu.

Dalam kesenyapan, diruang tamu, ayah menemani saya yang tengah resah karena menunggu bagasi tertinggal di Jakarta ketika pulang ke Makassar tahun silam. Kami berdua duduk di atas kursi sofa rotan. Di atas meja kopi kami berdua sudah habis setengah dari isinya.

Mendadak suara bariton ayah saya memecah keheningan.

“Coba kamu lihat potret-potret perkawinan kalian di dinding,” kata beliau pelan sambil menunjuk ke arah empat potret besar dihadapan saya.

Di dinding, mulai dari sisi kiri terpampang foto pernikahan saya tanggal 10 April 1999 di Yogya dengan mengenakan busana adat Jawa, disamping potret saya foto pernikahan adik saya Buddy Suryanto Gobel bulan Mei 2000 mengenakan busana khas Padang tanah kelahiran Rika, istrinya. Disamping potret pernikahan Budi-Rika, ada foto pernikahan adik perempuan saya Tri Wahyuni (Yayuk) Gobel bersama suaminya Iwan Surotinoyo menggunakan busana Gorontalo yang dilaksanakan pada bulan September 1999. Disebelah foto Yayuk-Iwan, ada foto pernikahan adik bungsu saya Diah Ramayanti (Yanti) Gobel bersama Herlambang Susatya tahun 2006 mengenakan busana adat Gorontalo.

“Coba lihat lagi potret keluarga kita semua pada dinding tepat diatas kepalamu,” kata ayah saya sambil menunjuk sebuah potret besar yang berisi foto kami semua bersama ibu dan ayah komplit ber-mejeng ria bareng istri/suami beserta anak-anak saat lebaran idul fitri tahun 2005. Ketika itu, kami semua berkumpul lengkap dan memutuskan berfoto bersama di sebuah studio foto di Jl.Mappanyuki Makassar. Yanti belum menikah saat itu.

fotokeluarga-resize.jpg


Foto keluarga kami yang diambil saat lebaran tahun 2005. Dari kiri ke kanan (berdiri), saya dan keluarga (istri, Rizky & Alya), Budi dan istrinya (Rika) dan Iwan (suami Yayu) sementara dalam posisi duduk adalah Yusril (putra Yayu/Iwan), Yanti (waktu itu masih belum menikah), kedua orang tua saya, Yayu dan Raihan (putra Rika/Budi)

Mendadak keharuan terasa menyesak dada. Saya ingat ketika itu Rizky masih berusia 3 tahun dan Alya berumur setahun. Betapa repotnya saya dan Budi, mengatur anak-anak kami berfoto bersama. Rizky tidak mau memakai baju koko baru yang sudah kami siapkan, dia memilih mau pakai bajunya yang lama, sementara Raihan–anak Budi/Rika–mengamuk mau foto sendiri saja dan tak mau foto bareng.

Syukurlah prosesi foto bersama berjalan lancar (setelah diulang tiga kali) meski diwarnai insiden “unjuk rasa” dua cucu lelaki ayah/ibu dari Cikarang dan Balikpapan ini. Saya menghela nafas, kapan lagi kami membuat foto keluarga bersama seperti ini ketika anak-anak kami sudah tumbuh besar, Yanti sudah menikah dan memiliki anak satu dan pasangan Yayu-Iwan sudah menambah dua anak lagi setelah 3 tahun berlalu?. Momen lebaran yang kami harapkan bisa kumpul bersama jarang terjadi. Kadangkala disaat lebaran saya sekeluarga tidak mudik (karena pulang ke kampung halaman istri saya di Yogya) atau suatu saat kami sekeluarga datang tapi ada anggota keluarga kami yang lain tidak datang karena suatu alasan.

Saya masih belum mengerti maksud ayah saya menunjukkan foto-foto keluarga tersebut.

“Terakhir, nak, coba kamu lihat potret Papa dan Mama waktu baru menikah dulu, disana,” kata ayah saya lagi sambil menunjuk sebuah potret usang, foto kedua orang tua saya yang dpasang disamping potret keluarga komplit kami. Ayah saya begitu tampan saat itu, sebaris kumis tipis terlihat diatas bibirnya. Beliau memakai jas hitam mendampingi ibu saya yang mengenakan kebaya sambil tersenyum malu.

“Foto itu diambil seminggu setelah Papa dan Mamamu menikah tahun 1967. Kamu tahu kenapa ayah masih memasangnya?”, tanya ayah sambil meraih gelas kopinya lalu meminumnya perlahan.

Saya menggeleng.

“Supaya kenangan itu tetap selalu terasa hangat disini meski telah lama dibekukan waktu,” ucap ayah saya tenang.

Saya masih tak mengerti.

“Bayangkan, disuatu waktu, saat kamu memandang sebuah foto keluarga di ruang tamu dimana semua yang diambil gambarnya itu berpakaian paling rapi serasi, berdandan paling cantik dan tersenyum penuh kebahagiaan ke arah kamera maka kesan awal yang langsung terbit di hatimu adalah gambaran keutuhan dan kehangatan sebuah keluarga, bukan begitu?” kata ayah pelan.

Saya mengangguk.

“Bertahun-tahun potret itu dipasang didinding, tak pernah ada yang berubah, kecuali mungkin warna potret sedikit kusam digerogoti waktu, debu yang menempel di bingkai atau barangkali letaknya miring dan sang pemilik malas membetulkannya. Ekspresi yang ada di potret itu masih sama seperti pertama kali dipajang. Senyum yang sama, gaya yang sama, keceriaan yang sama tetap ada disana,”lanjut ayah saya lagi.

“Tetapi jika apa yang ada dalam potret keluarga itu tak berubah meski telah melalui rentang waktu puluhan tahun, apakah kenyataannya sama dengan yang terjadi sekarang?. Bisa jadi satu atau lebih anggota keluarga yang berpose disana, sudah ada yang lebih dulu menghadap Illahi, atau bila memang masih lengkap semuanya, anak-anak yang terdapat dalam foto itu sudah beranjak dewasa, menikah, pindah ke tempat lain dan membuat potret keluarga mereka sendiri,” usai mengungkapkannya ayah menghela nafas panjang.

Beliau menatap saya dalam-dalam.

“Persoalannya adalah, ketika akan muncul pertanyaan apakah kebahagiaan, kekompakan, kerukunan dan kehangatan yang ditunjukkan pada potret keluarga itu kini hanya bernuansa semu semata?. Maksudnya bisa dimaknai sebagai “Dahulu memang pernah seperti itu”. Bila dulu masih bersama, mungkin saja sekarang pasangan suami isteri yang ada di foto itu sudah bercerai dan membentuk keluarga masing-masing. Bila dulu masih utuh, mungkin saja sekarang salah satu anggota keluarga, misalnya si sulung, kabur menghilang entah kemana karena pertikaian dengan orang tuanya, dilain pihak sang adik lebih memilih nongkrong dengan kawan-kawannya di Cafe karena kurang perhatian dan cinta dari sang ibu yang sibuk mengurusi bisnis atau arisannya”.

Saya menggigit bibir. Keharuan mendadak menyelusup pelan dihati.

“Papa tidak ingin kebahagiaan dan kehangatan yang ada dalam potret keluarga kita hanya menjadi kenangan masa lalu yang indah saja. Papa ingin apa yang terdapat pada foto tersebut tetap sama dengan kenyataannya, walau mungkin entah disuatu waktu, Papa dan Mama sudah dipanggil menghadap Tuhan. Senyum, kehangatan dan kebahagiaan yang ada di potret keluarga kita, keluargamu, Papa harapkan tetap abadi tidak hanya disana, tapi juga disini, di hati kita masing-masing,” tutur ayah sembari menunjuk ke arah dadanya.

Mata saya mendadak basah.

Dalam hening malam, kami berpelukan penuh haru.

“Walau kalian sudah berada jauh dari orang tua sekarang, nak, setiap kali melihat potret kalian di dinding, Papa dan Mama tak pernah lupa mengirim doa kepada kalian, anak-anak dan cucu-cucu, agar tetap memelihara senyum dan kebahagiaan yang kalian miliki di potret itu sampai kapanpun,” ucap ayah lirih dan terbata-bata.

Malam kian tua. Sembari memeluk erat ayahanda tercinta yang telah memasuki usianya yang ketujuhpuluh tahun, saya ikut mengaminkan dan berjanji dalam hati menerapkan harapan dan doa-doa beliau. 

Related Posts
SENSASI 43 : MERAYAKAN ULANG TAHUN DI ERA SOSIAL MEDIA
agi ini, kebahagiaan terasa menyelimuti seluruh tubuh. Ya, tepat tanggal 9 April 2013, usia saya bertambah menjadi 43 tahun. Istri tercinta membangunkan saya subuh tadi dengan kecup mesra dipipi bersama ...
Posting Terkait
MERANGKAI HARI DI PERUMTEKS
Saya dan adik-adik berpose di Perumteks tahun 1985 INILAH kisah saya tentang Perumteks alias Perumahan Tripleks. Disanalah saya, dirumah dinas berdinding tripleks itu, bersama ayah, ibu dan ketiga adik saya, Budi, Yayu ...
Posting Terkait
GCC 2012 BERAKHIR, KOMITMEN SEHAT DAN BUGAR TERUS BERLANJUT..
khirnya, selesai sudah ajang GCC (Global Corporate Challenge) 2012 yang sudah saya ikuti selama 16 minggu berturut-turut mulai 24 Mei 2012 dan berakhir tanggal 12 September 2012. Seperti yang sudah saya ...
Posting Terkait
APLIKASI ANAK CERDAS & GELIAT RIUH GENERASI PLATINUM
nam tahun silam, saya pernah menulis mengenai fenomena generasi platinum. Sebuah generasi yang oleh, Alzena Masykouri psikolog asal Universitas Paramadina memiliki kemampuan tinggi dalam mengakses dan mengakomodir informasi sehingga mereka memiliki kesempatan ...
Posting Terkait
MELANCONG KE HONGKONG (2) : MENGHALAU GALAU, MENUAI SENYUM
Here you Leave Today And Enter the World of Yesterday, Tomorrow and Fantasy Demikian tulisan yang tertera pada gerbang masuk Hongkong Disneyland. Dan ungkapan yang disampaikan pada tulisan itu menemukan pembenaran ketika ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2010 (8) : TEGAKKAN KOMITMEN UNTUK E-GOVERNMENT
Seusai Makan Siang dan Sholat Ashar, Acara Seminar sesi kedua Amprokan Blogger 2010 Minggu (7/3) dilanjutkan kembali. Sebelum memasuki acara inti, lebih dulu diperkenalkan gerakan SEBUAI (Sejuta Buku untuk Anak ...
Posting Terkait
SUKSES, PENYELENGGARAAN IDBLOGILICIOUS PERTAMA DI SURABAYA
Hujan mengguyur Kota Surabaya saat saya turun dari pesawat Lion Air JT 748, Sabtu (14/5) pagi bersama salah satu pembicara , Alderina Gracia. Inilah kedatangan saya kembali ke kota Pahlawan ...
Posting Terkait
Konvoi Pendemo melewati kawasan Jababeka XVII
emo Buruh yang melanda kawasan Bekasi dan sekitarnya hari ini, Jum'at (27/1) tampaknya berskala lebih besar dari yang terjadi Jum'at lalu (seperti yang sudah saya ceritakan disini ). Seperti dikutip ...
Posting Terkait
TERIMAKASIH 2023, SELAMAT DATANG 2024
Tak lama lagi, tahun 2023 akan segera berlalu, meninggalkan jejak kenangan dan Fajar 2024 bakal terbit, membawa harapan baru. Buat saya sendiri, tahun ini memberikan banyak rekam pengalaman yang akan selalu ...
Posting Terkait
ABFI 2013 (4) : KESAN INDAH DI KERATON SURAKARTA MENUTUP RANGKAIAN PERHELATAN
atahari bersinar cerah ketika saya membuka jendela kamar 211 Hotel Kusuma Sahid Prince tempat saya menginap selama acara ASEAN Blogger Festival 2013, Minggu (12/5). Saya memang agak telat bangun setelah ...
Posting Terkait
SELAMAT DATANG RAMADHAN 1432 H
Ramadhan 1432 H telah tiba. Hari pertama puasa jatuh tepat pada tanggal 1 Agustus 2011. Umat Islam seluruh dunia, termasuk Indonesia menyambut dengan suka cita. Termasuk keluarga kami. Yang paling ...
Posting Terkait
MY BLOGGING KALEIDOSKOP 2010
Januari 2010 Hari ini, Senin 25 Januari 2010, wajah saya yang imut, montok, menggemaskan dan bersahaja itu nongol di iklan Kompasiana di Harian Kompas. Ini adalah kali pertama saya bergaya — dengan ...
Posting Terkait
BERBAGI DAN BELAJAR DARI PENGALAMAN MELALUI ABC-P TRAINING PT.CSI
nisiatif pelaksanaan ABC-P (Aftermarket Best Practice Coaching Program) yang akan diselenggarakan pada tanggal 17-21 November 2014 di PT Cameron Services International, Cikarang (PT CSI) merupakan sebuah terobosan baru dalam upaya ...
Posting Terkait
SURAT PANJANG UNTUK ANAKKU
nakku Sayang, Rizky & Alya Saat mencium kening kalian di pembaringan menjelang tidur tadi malam--sebuah "ritual" rutin yang kerap ayah dan ibumu lakukan, mendadak keharuan menyentak dada. Bukan apa-apa, kalian masih ...
Posting Terkait
KEMERIAHAN PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW IKA UNHAS JABODETABEK
uyuran hujan sepanjang jalan Cikarang ke Jakarta menemani saya kemarin, Minggu (1/2), bersama-sama rekan sesama alumni Teknik Mesin, Yusnawir Yusuf-- yang juga kebetulan tetangga saya --saat berangkat menuju Gedung Serbaguna ...
Posting Terkait
SENSASI 43 : MERAYAKAN ULANG TAHUN DI ERA
MERANGKAI HARI DI PERUMTEKS
(Video) Kemeriahan Karnaval Nusantara Nindya Karya HUT RI
GCC 2012 BERAKHIR, KOMITMEN SEHAT DAN BUGAR TERUS
APLIKASI ANAK CERDAS & GELIAT RIUH GENERASI PLATINUM
MELANCONG KE HONGKONG (2) : MENGHALAU GALAU, MENUAI
AMPROKAN BLOGGER 2010 (8) : TEGAKKAN KOMITMEN UNTUK
SUKSES, PENYELENGGARAAN IDBLOGILICIOUS PERTAMA DI SURABAYA
DEMO KOLOSAL BURUH BEKASI HARI INI !
TERIMAKASIH 2023, SELAMAT DATANG 2024
ABFI 2013 (4) : KESAN INDAH DI KERATON
SELAMAT DATANG RAMADHAN 1432 H
MY BLOGGING KALEIDOSKOP 2010
BERBAGI DAN BELAJAR DARI PENGALAMAN MELALUI ABC-P TRAINING
SURAT PANJANG UNTUK ANAKKU
KEMERIAHAN PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW IKA UNHAS

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *