RESENSI BUKU “DALAM DEKAPAN ZAMAN” : SENARAI KISAH INSPIRATIF SANG PEGIAT HARMONI BUMI
Judul Buku : Dalam Dekapan Zaman (Memoar Pegiat Harmoni Bumi)
Penulis : Amanda Katili Niode, PhD
Cetakan : Pertama, Oktober 2024
Halaman : xxxviii + 420 halaman
ISBN : 978-623-8228-51-5
Penerbit : CV Diomedia
Buku “Dalam Dekapan Zaman” karya ibu Amanda Katili Niode, PhD yang tiba ditangan saya beberapa waktu lalu, seketika memantik minat saya untuk segera membaca dan menelaah isinya dengan antusias.
Dengan tebal buku lebih dari 400 halaman, saya meyakini, buku ini akan menyajikan pembahasan yang lengkap dan komprehensif, tidak terbatas pada memoar pribadi ibu Amanda, namun membahas lebih holistik tentang bagaimana komitmen merawat harmoni bumi ditegakkan secara konsisten.
Sekilas, saya sempat melihat semarak peluncuran buku karya Ketua Tim Ahli Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Pengendalian Perubahan Iklim dari tahun 2015 sampai 2019 ini, hari Minggu 13 Oktober 2024 di beranda Facebook beliau dan membangkitkan rasa penasaran saya untuk membaca.
Lembar demi lembar saya simak dan baca secara mendalam, ibu Amanda membawa saya dalam romansa perjalanan hidupnya yang berkutat pada upaya menanggapi krisis di bumi yang semakin mendesak disaat yang sama senarai tulisan pada buku ini sekaligus berbagi pengalaman transformasi pribadinya dalam pengembangan diri, kepemimpinan, dan komunikasi.
Dengan gelar Doktor yang diperoleh dari School of Environment and sustainability, University of Michigan Ann Arbor dan MSc dari American University Washington DC dalam Ecology & Environmental Management serta Sarjana Biologi dengan konsentrasi Ilmu Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ibu Amanda memiliki bekal akademis yang mumpuni dibarengi juga pengalaman profesionalnya selaku pegiat Harmoni Bumi dalam beragam semesta kegiatan terkait.
Buku ini terdiri dari 11 Bab yaitu:
- Bab 1 – Mengenal Bumi, Nilai dan Nasibnya
- Bab 2 – Menggalang Memoar untuk Bumi
- Bab 3 – Mengukir Landasan Pendidikan
- Bab 4 – Mengembangkan Profesi Harmoni Bumi
- Bab 5 – Menuju Masa Depan Berkelanjutan
- Bab 6 – Mendunia dalam Dialog Global
- Bab 7 – Membawa Perubahan dengan Kata
- Bab 8 – Menginspirasi Melalui Climate Coaching
- Bab 9 – Mewacanakan Filsafat, Ilmu dan Teknologi
- Bab 10 – Mengangkat Citra Kuliner Lokal
- Bab 11 – Menjalin Kolaborasi Pemuda
Di Bab pertama dan kedua, saya merasakan sensasi kehangatan tersendiri bagaimana ibu Amanda dididik dengan lingkungan keluarga yang sangat mendukung minatnya di bidang lingkungan, serta bagaimana kesadaran merawat bumi itu tumbuh subur dalam tekad dan sanubari.
Sang ayah Prof.John Ario Katili, berasal dari Gorontalo dan seorang doktor di bidang Geologi lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang lulus pada usia 31 tahun. Sang ayah seringkali membangun dialog konstruktif dan kontemplatif dengan putri kecilnya dan itu kemudian membangun kesadaran implementatif Amanda tentang pentingnya menjaga eksistensi bumi lebih baik.
Buat saya yang paling berkesan di bab ini adalah tatkala sang Ayah sedang mencari inspirasi padanan kata “awan”untuk melengkapi kutipan ayat Al Qur’an Surat An Naml ayat 98 dalam pidato ilmiah yang akan dibawakannya pada upacara Dies Natalis ITB Bandung tahun 1968 . Saat ditanya sang ayah, Amanda yang saat itu masih berusia 11 tahun, spontan menjawab lugas : “Mega!”
Sampai puluhan tahun kemudian, inspirasi itu masih terus terjaga abadi di buku karya sang ayah bertajuk “Laksana Beraraknya Mega”, sebuah buku tulisan ilmiah populer tentang pengetahuan bumi yang terbit tahun 1986. Pola didik dan Pola asuh yang penuh cinta serta sarat makna edukasi diterapkan oleh kedua orangtuanya, juga kemudian dilakukan Amanda kepada putra-putrinya di kemudian hari.
Hal yang cukup menarik dibahas di bab-bab awal buku ini adalah terkait dengan upaya menerapkan outdoor intellegence, yakni mengacu pada kecerdasan yang berfokus pada pemahaman, keterhubungan, dan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan alam. Konsep ini sering dikaitkan dengan kompetensi dalam menghargai dan merawat lingkungan, serta menggunakan alam untuk belajar dan berkembang.
Dalam praktiknya, orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menghargai lingkungan secara mendalam. Mereka mampu melihat keindahan dan nilai fungsional dari sebuah ekosistem, yang mendorong rasa tanggung jawab untuk menjaganya tetap lestari.
Kreativitas dan pemecahan masalah juga menjadi bagian dari Outdoor Intelligence. Dalam situasi tertentu, misalnya saat berada di alam terbuka, seseorang ditantang untuk menggunakan sumber daya yang ada secara kreatif, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun mengatasi hambatan yang muncul.
Pada intinya, Outdoor Intelligence adalah bentuk kesadaran lingkungan yang tidak hanya menumbuhkan rasa hormat terhadap alam, tetapi juga memotivasi tindakan nyata untuk melindunginya. Dalam konteks pendidikan dan pelatihan, kecerdasan ini sering kali menjadi inti dari program-program berbasis alam, seperti kegiatan hiking, camping, atau pelatihan yang bertujuan membangun karakter dan keterampilan interpersonal.
Dengan memupuk Outdoor Intelligence, manusia dapat lebih menyatu dengan alam, belajar darinya, dan menjadi penjaga yang lebih baik bagi keberlanjutan bumi.
Membaca Bab demi Bab di buku ini, saya bagaikan mendapatkan runtutan pengalaman yang “eksponensial”, kaya narasi dan memikat. Pembaca dibawa pada nuansa-nuansa romantik laksana bertamasya literasi dari masa kecil ibu Amanda, perjuangannya untuk menggapai impian hingga ke ranah global, upaya yang sudah dan akan dilakukan lewat climate coaching, mengangkat citra kuliner lokal hingga menggalang partisipasi pemuda membuat buku ini tak sekedar sebagai sebuah memoar yang mengabadikan perjalanan hidup seorang aktivis lingkungan dan bumi.
Salah satu keunggulan terbesar buku ini adalah sifatnya yang sangat inspiratif dan otentik. Amanda, melalui pengalamannya sebagai seorang pegiat lingkungan, mampu menghadirkan cerita yang mendalam, menyentuh, dan penuh makna. Begitu terasa “denyut” dan daya gugah untuk para pembacanya.
Memoar ini mengajak pembaca untuk menyelami perjalanan hidupnya, dari masa kecil yang membentuk kepekaan terhadap alam hingga pencapaiannya dalam berbagai proyek global yang bertujuan melestarikan bumi.
Bahasa yang digunakan Amanda juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gaya penulisan yang renyah, lugas dan penuh empati, ia mampu menyampaikan isu-isu lingkungan yang kompleks, seperti perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, menjadi lebih mudah dipahami.
Pembaca yang mungkin sebelumnya merasa asing dengan topik ini dapat mengikuti cerita dengan nyaman tanpa merasa terbebani oleh istilah-istilah teknis yang rumit. Ini menunjukkan kepiawaian Amanda dalam menjembatani kesenjangan antara ilmu lingkungan dan masyarakat umum. Pada beberapa bagian buku, Amanda memuat pula puisi dan artikel yang pernah ditulisnya tentang upaya merawat bumi.
Selain itu, buku ini memiliki relevansi yang kuat dengan kondisi dunia saat ini. Di tengah meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya menjaga lingkungan, kisah yang dituliskan Amanda menawarkan panduan praktis sekaligus motivasi yang berharga. Ia menunjukkan bahwa tindakan kecil yang konsisten dapat menjadi langkah awal menuju perubahan besar.
Buku ini juga kaya dengan refleksi dan narasi pribadi yang mengajak pembaca untuk mengevaluasi hubungan mereka dengan alam. Dengan gaya yang personal namun universal, Amanda berhasil membuat pembaca merasa menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar dan bermakna.
Buku Dalam Dekapan Zaman tetap merupakan sebuah karya yang sangat sarat inspirasi. Buku ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam, serta mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki peran dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.