Menghadiri Supply Chain Manager Summit 2025 : Forum Diskusi SCM Leader yang Inspiratif
Suasana Hotel Harris Kelapa Gading terasa begitu hidup pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Saya hadir bersama kolega saya Pak Yuhan Prasiswa Vice President Sistem dan Administrasi Divisi Supply Chain Management PT Nindya Karya.
Para profesional supply chain dari berbagai industri mulai berdatangan memenuhi ruangan yang telah disiapkan dengan tata letak modern dan elegan.

Supply Chain Manager Summit 2025 merupakan event kedua (sebelumnya diadakan pada 27 April 2024) yang diselenggarakan oleh Komunitas Bincang Supply Chain kali ini mengangkat tema yang sangat relevan dengan perkembangan zaman: “Innovate, Thrive and Sustain”.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Nurhadi selaku Ketua Komunitas Bincang Supply Chain.Dengan penuh semangat, beliau menyampaikan visinya tentang masa depan manajemen rantai pasok di Indonesia.

“Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk berbagi pengalaman, tetapi untuk merajut masa depan supply chain yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang begitu cepat,” ujar Nurhadi sambil memandang para peserta yang antusias.
“Tema kita tahun ini, Innovate, Thrive and Sustain, bukan sekadar slogan, melainkan panduan praktis bagaimana kita harus bergerak maju di era yang penuh dengan disrupsi teknologi ini.”
Di event ini juga dilakukan launching buku bertajuk “Supply Chain Stories: Insight from Industrial Leaders” yang merupakan bunga rampai dari hasil wawancara beberapa praktisi supply chain Indonesia yang dirangkum oleh Komunitas Bincang Supply Chain.
Agenda summit ini juga diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, antara lain:
- Franklin Kurniawan (CEO & Co-Founder Opex Consulting Group, Singapura)
 - Yan Hendry Jauwena (Chief Sales Officer, CJ Logistics)
 - Dan Boon Jiahao (Founder & Chairman Global Supply Chain Leadership Alliance, Singapura; Director, Boon Software)
 - Melissa Ng (Regional Sales Director, Modula APAC)
 - Dr. Selamat W. Hia (Kepala Operasi PK Group, pakar Lean Six Sigma dan SCM)
 - Arnold Rudianto (Vice President of Business and Commercial, Mostrans)
 - Ir. Fadli Hamsani (GM Enterprise Solution Management Telkomsel dan Ketua WANTRII)
 - Rosleri Yanti (Operations Lead, Pabrik Cikarang, Mondelez International)
 

Diskusi pertama yang menjadi sorotan utama adalah pembahasan mendalam tentang tantangan dan peluang supply chain di era kecerdasan buatan. Para pembicara yang merupakan praktisi berpengalaman memaparkan bagaimana AI telah mengubah lanskap manajemen rantai pasok secara fundamental.
Tantangan utama yang dihadapi perusahaan-perusahaan Indonesia saat ini adalah resistensi terhadap perubahan dari sumber daya manusia yang belum siap mengadopsi teknologi baru.
Banyak pekerja masih merasa khawatir bahwa kehadiran AI akan menggantikan peran mereka, padahal kenyataannya AI justru dapat menjadi partner yang membantu meningkatkan efisiensi kerja.

Namun di balik tantangan tersebut, peluang yang terbuka sangatlah besar. AI memungkinkan prediksi demand yang lebih akurat melalui analisis data historis dan pola konsumen yang kompleks.
Sistem AI dapat menganalisis jutaan data transaksi, cuaca, tren media sosial, bahkan peristiwa politik untuk memberikan forecasting yang jauh lebih tepat dibandingkan metode konvensional. Hal ini tentunya dapat mengurangi inventory waste dan meningkatkan customer satisfaction secara signifikan.
Transformasi digital menjadi topik sentral yang dibahas secara komprehensif sepanjang acara.
Para peserta diajak memahami bahwa digitalisasi supply chain bukan hanya tentang mengadopsi teknologi terbaru, melainkan tentang mengubah mindset dan budaya kerja organisasi secara keseluruhan.
Transformasi digital yang sukses memerlukan komitmen dari top management, investasi dalam pengembangan SDM, dan perubahan proses bisnis yang terstruktur.
Internet of Things (IoT) juga menjadi pembahasan menarik karena kemampuannya memberikan real-time visibility terhadap kondisi barang selama proses distribusi. Data yang dikumpulkan secara real-time ini kemudian dapat dianalisis untuk mengoptimalkan kondisi penyimpanan dan transportasi.
Diskusi tentang sustainability dalam supply chain management menunjukkan bahwa aspek “sustain” dalam tema acara bukanlah sekadar tambahan, melainkan kebutuhan mendesak.
Para peserta diingatkan bahwa konsumen modern semakin peduli dengan jejak lingkungan dari produk yang mereka beli. Perusahaan yang mampu membangun green supply chain tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memperoleh competitive advantage di pasar.

Sesi interaktif antara pembicara dan peserta menghasilkan diskusi yang sangat dinamis. Banyak peserta yang berbagi pengalaman praktis dari perusahaan masing-masing, baik success story maupun lesson learned dari kegagalan implementasi teknologi.
Pertukaran pengalaman ini menjadi sangat berharga karena memberikan perspektif real-world yang tidak bisa didapat dari teori semata.
Salah satu insight menarik yang muncul adalah pentingnya collaboration antar stakeholder dalam ekosistem supply chain. Era digital menuntut perusahaan untuk tidak lagi bekerja secara sendiri sendiri, melainkan membangun partnership yang saling menguntungkan dengan supplier, distributor, bahkan kompetitor dalam konteks tertentu.
Platform digital memungkinkan sharing information yang lebih transparan dan efisien antar partner bisnis.
Pembahasan tentang risk management dalam supply chain digital juga mendapat porsi yang cukup besar. Digitalisasi memang membawa banyak manfaat, tetapi juga menimbulkan risiko baru seperti cyber security threats, system downtime, dan data privacy issues. Para peserta diingatkan untuk selalu mempertimbangkan aspek security dan backup plan dalam setiap implementasi teknologi digital.
Menjelang siang, diskusi kian menarik. Para peserta diajak untuk tidak hanya memahami konsep, tetapi juga memikirkan langkah konkret yang dapat diterapkan di perusahaan masing-masing. Change management menjadi kunci sukses karena transformasi digital supply chain melibatkan perubahan yang signifikan dalam cara kerja tim.
Pentingnya upskilling dan reskilling karyawan menjadi penekanan khusus dalam sesi ini. Investasi dalam human capital melalui training dan development program bukanlah cost, melainkan strategic investment yang akan menentukan kesuksesan transformasi digital.
Perusahaan yang berhasil adalah yang mampu mengembangkan talent internal untuk menguasai teknologi-teknologi baru sambil tetap mempertahankan institutional knowledge yang sudah ada.
Salut pada Komunitas Bincang Supply Chain yang berkomitmen untuk terus menjadi platform kolaborasi dan knowledge sharing bagi para profesional supply chain di Indonesia.
Suasana networking session yang berlangsung setelah acara inti menunjukkan antusiasme peserta untuk terus terhubung dan saling mendukung dalam mengimplementasikan learnings dari summit ini.
Pertukaran kontak bisnis dan rencana kolaborasi antar perusahaan menjadi hasil tangible yang membuktikan kesuksesan acara dalam membangun ekosistem supply chain yang lebih kuat dan terintegrasi.
Supply Chain Manager Summit 2025 telah berhasil menjadi katalisator untuk transformasi supply chain di Indonesia.
Dengan semangat “Innovate, Thrive and Sustain”, para peserta kembali ke perusahaan masing-masing dengan bekal pengetahuan, networking, dan motivasi untuk menjadi change agent dalam industri supply chain Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
Saya sangat beruntung dan terinspirasi mengikuti kegiatan ini
Sukses selalu untuk Komunitas Bincang Supply Chain!