Saat melakukan kunjungan dalam rangka
Blogilicious ke Yogyakarta bulan lalu, saya berkesempatan menjajal hidangan khas kota tersebut yaitu Gudeg Yu Jum. Gudeg Yu Jum terletak di belokan Selokan Mataram, sebelah utara kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain ditempat ini, Gudeg Yu Jum membuka gerainya di Wijilan, terletak di sebelah selatan Plengkung Wijilan. Cabang yang lain ada di Jalan Kaliurang Km 4,5, Karangasem CT III/22
Berdasarkan rekomendasi kawan yang menjadi pemandu saya, gudeg Yu Jum paling enak itu ada di tempat ini meskipun sudah membuka cabang di beberapa tempat. Bila saat makan siang atau makan malam tiba, tempat parkirnya penuh dan beberapa pengunjung mesti antre karena tidak mendapat tempat duduk. Saya yang datang bersama mbak Ajeng dan mas Novianto dari Surabaya akhirnya memilih tempat duduk di pojok kiri warung.

Mobil yang saya tumpangi melewati gang kecil berliku. Saat tiba, beberapa mobil berjejer rapi di depan warung gudeg sederhana tersebut. Meski sudah sangat terkenal, Gudeg Yu Jum masih mempertahankan bentuk restorannya berupa rumah sederhana.
Di teras depan terlihat 4 orang pengamen lanjut usia dengan peralatan musik menyambut kami dengan iringan lagu keroncong yang mendayu-dayu. Suara sang penyanyi begitu merdu di telinga, menyanyikan lagu-lagu keroncong tempo dulu.

Setelah melihat menu, saya memesan gudeg plus sambal goreng krecek, paha ayam dan telur pindang serta teh manis hangat. Hidangan tiba di atas piring berupa tatakan anyaman rotan beralas daun pisang.
Gudeg Yu Jum ini jauh berbeda dengan gudeg yang pernah saya rasakan sebelumnya. Bumbunya meresap dalam hidangan, serta areh (santan kental) yang dituangkan di atas gudeg memberikan nuansa tersendiri saat menyantapnya. Keunikan utama dari gudeg ini adalah pengolahan bumbu-bumbunya masih dilakukan secara tradisional. Penggunaan nangka muda (gori) sebagai komponen utama– tetap dipertahankan meski agak sulit dicari belakangan ini — dibandingkan dengan diganti bahan baku alternatif. Selain itu Gudeg Yu Jum tetap menggunakan cara memasak menggunakan kayu bakar pada tungku masaknya. Dengan begitu konsistensi rasa dari usaha keluarga turun temurun ini tetap terjaga.

Menu standarnya adalah nasi, gudeg dan krecek sementara lauk lainnya bisa ditambahkan ayam suwir-suwir (daging ayam ditiris kecil), tahu atau tempe, potongan ayam sesuai bagian (paha, dada, sayap) serta telur pindang.

Harga paket gudeg bervariasi mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu. Yang paling unik tentu saja adalah Gudeg Kendil yang dimasukkan ke dalam kendil (gerabah tanah liat) setelah itu diletakkan dalam kemasan kardus. Isinya lebih banyak dan komplit. Selain gudeg, ada opor ayam, sambal goreng krecek, dan telur pindang.
Selain gudeg kendil, kita bisa memesan juga dalam kemasan lebih kecil serta ekonomis dan diletakkan di besek (kemasan yang terbuat dari anyaman bambu). Gudeg oleh-oleh ini bisa tahan hingga dua hari.
Related Posts
anpa terasa usia Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri, memasuki delapan tahun pada tanggal 25 November 2014. Sebuah tanggal yang selalu saya hafal karena merupakan ulang tahun ibunda saya tercinta dan ...
Posting Terkait
khir tahun silam, tepatnya tanggal 25-26 Desember 2016, kami sekeluarga melaksanakan liburan ke Makassar sekaligus menyelanggarakan prosesi adat Gorontalo "Momeati" atau baeat untuk putri bungsu saya Alya yang baru saja ...
Posting Terkait
Sabtu Pagi (10/1), kami sekeluarga telah bersiap-siap menuju Mesjid Al Madani dengan mengenakan pakaian muslim berwarna putih-putih. Pada hari itu Ustadz kondang Arifin Ilham akan hadir dimesjid yang berjarak hanya 200 ...
Posting Terkait
"Yaa.. ampun, ini download Quicktime dan i-tune sebesar 70 MB hanya satu menit saja sudah masuk ke hard disk laptop!", kata Pak Eko Eshape kawan seperjalanan saya sesama blogger Kompasiana, ...
Posting Terkait
"Hoii...update dong blogmu. Udah banyak tuh sarang laba-labanya!", demikian pesan SMS seorang kawan yang saya terima di handphone kemarin. Sebuah "sindiran" yang sangat menggelitik dan membuat saya tersentak dari kesadaran. ...
Posting Terkait
Judul Buku : Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang
Penulis : Pepih Nugraha
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Agustus 2013
Tebal : xii + 263 halaman
ISBN : 978-602-7888-62-3
udul buku ini menyiratkan secara ...
Posting Terkait
ebuah kehormatan tersendiri buat saya kembali diundang oleh PT Pembangunan Jaya Ancol untuk berbuka puasa bersama para blogger di Ecopark. Dan demikianlah, Sabtu (27/7), bersama istri dan kedua buah hati, ...
Posting Terkait
enangan masa remaja itu masih melekat di hati hingga kini.
Menjelang akhir Ramadhan, saat baru saja tamat SMA , saya berkunjung ke tanah kelahiran kedua orang tua saya — juga kampung ...
Posting Terkait
anpa terasa pelupuk mata saya basah membaca berita di media online tadi pagi. Kabar soal wafatnya Da'i sejuta umat KH.Zainuddin MZ di Rumah Sakit Pusat Pertamina Selasa (5/7) pukul 09.15 ...
Posting Terkait
inggu pagi (30/6) yang cerah tadi, saya menemani istri untuk mengikuti lomba masak nasi goreng yang dilaksanakan oleh Kokita di Pasar Bersih Cikarang. Awalnya, saya sama sekali tidak ada rencana ...
Posting Terkait
Blogger Kompasiana (tua dan muda) ngobrol santai sebelum acara dimulai
Bersama rekan se-hidup se-"Cikarang", Pak Eko"Eshape", saya berangkat bareng menuju Bentara Budaya Jakarta untuk menghadiri Kopdar alias kopi darat pertama blogger ...
Posting Terkait
abtu (8/9) kemarin adalah menjadi hari istimewa bagi Komunitas Blogger Bekasi. Bertempat di Balai Patriot Kompleks Kantor Pemerintah Kota Bekasi, dilaksanakan peringatan Hari Ulang Tahun ketiga komunitas yang lahir pada ...
Posting Terkait
elakukan aktifitas yang bernuansa ekstrem, yang memicu laju adrenaline tubuh terpacu kencang kerapkali saya ikuti dalam beberapa kesempatan.Meski sempat juga membuat rasa takut saya terbit ketika akan melakukan kegiatan itu, ...
Posting Terkait
Menarik sekali membaca blog Mas Priyadi yang membahas soal Fakta-Fakta di Balik New 7 Wonders yang digagas oleh sebuah perusahaan privat di Swiss untuk melakukan pemilihan 7 keajaiban dunia baru ...
Posting Terkait
"Setidaknya ada 3 makna yang berada pada nama depanmu, nak," kata ayah saya suatu hari saat kami sedang duduk-duduk di teras rumah. Saya masih bersekolah di SMA ketika itu.
"Apa itu, ...
Posting Terkait
Alhamdulillah, tadi malam, saat membuka email, saya menerima pemberitahuan dari panitia The Bobs (Best of Blogs)--sebuah ajang kompetisi blog bertaraf Internasional yang diselenggarakan oleh Deutsche Welle, radio internasional yang disiarkan ...
Posting Terkait
SEWINDU ANGINGMAMMIRI : MENJAGA KONSISTENSI BERBAGI EKSPRESI &
PROSESI UPACARA”MOMEATI” ANANDA ALYA DWI ASTARI GOBEL DI
DZIKIR AKBAR BERSAMA USTADZ ARIFIN ILHAM DI CIKARANG
MENJAJAL WIMAX YANG MENAKJUBKAN DI PUSPITEK
CATATAN KECIL JEJAK LANGKAH DI SINGAPURA
BUKU “IBU PERTIWI MEMANGGILMU PULANG” : CINTA INDONESIA
ECOPARK ANCOL, WISATA HUTAN KOTA YANG ASRI DENGAN
TRADISI TUMBILOTOHE YANG MENGESANKAN
MENGENANG KH.ZAINUDDIN MZ : DA’I YANG DEKAT DI
NASI GORENG KEKAR MEMBAHANA TAMPIL DALAM LOMBA MASAK
DARI KOPDAR PERDANA KOMPASIANA: DI DUNIA NYATA MAUPUN
HUT KETIGA BLOGGER BEKASI : DARI BERINTERNET AMAN
MENANTANG KEBERANIAN LEWAT ADRENALINE RUSH BLOGGING COMPETITION
NEW 7 WONDERS DAN KONTRAVERSI YANG MENYERTAINYA
BLOG DAENGBATTALA TERPILIH JADI NOMINASI BLOG TERBAIK KATEGORI
Gudeg salah satu makanan khas ota Yogya, dari mulai rasa hingga aromanya memilii khas tersendiri bagi setiap penggemarnya, dan bahkan menambah selera makan bila di padukan dengan sayur opor dan krecek, apalagi pakai sambel dengan nasi yang hangat.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
waduh, ada yang harga paketnya 100rb? Mahal teing daeng 😀
wlo bukan orang Jawa, tapi saya juga penggemar gudeg, apalagi kalau ada yang traktir, makin doyan saya hehehe
*duh, perut jadi makin keroncongan melihat penampakan gudeg itu hiks*
Wah kalau yu Jum pokoknya nggak ada duanya deh
asik besok Sabtuke yu Jum lagi
harga paketannya beda antara yg ditempat aslinya dgn yg di wijilan. Di tempat aslin rp. 40 ribu, di wijilan rp. 50 ribu.
kayaknya enak banget mas, tapi harganya agak mencekik leher mahasiswa.
mantabbbb! eanak banged itu Gudeg Yu Jum sesuai seleraku. pa lagi kalo sarapan pagi dengan bubur gudeg. mantabbbb
Saya kira cuma doyan coto Daeng… 🙂 Saya dulu ketika diajak kawan makan gudeg, saya kira sejenis kue…