Tepat di hari libur dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5) kemarin, saya dan keluarga berkesempatan untuk menonton film “Amazing Spiderman-2 – Rise of Electro” di XXI Mall Lippo Cikarang. Film bertema superhero memang merupakan film favorit kedua anak saya, Rizky dan Alya. Dan saat tahu bahwa film anyar ini diputar di mal yang letaknya tak jauh dari rumah kami, mereka lalu meminta untuk bisa diberi kesempatan untuk menonton.
Adegan diawali dengan kejar-kejaran di jalan antara si Manusia Laba-Laba alias Peter Parker (Andrew Garfield) dan penjahat bernama Aleksei Sytsevich (diperankan oleh Paul Giamatti ) yang berniat mencuri cairan radioaktif bernilai tinggi dari sebuah mobil. Spiderman berhasil meringkus penjahat tadi dan menjebloskannya ke penjara meski ia terpaksa terlambat datang ke acara wisudanya.
Adegan kemudian berpindah pada sosok seorang pekerja listrik Oscorp, Max Dillon (Jamie Foxx) secara tragis mengalami kecelakaan di tempat kerja dan akhirnya kemudian menjelma sebagai sang “Manusia Listrik” alias Electro. Meski pada awalnya kagum pada sosok Spiderman yang pernah menyelamatkan dirinya, Electro bertransformasi menjadi sosok manusia super dengan kekuatan pengendalian listrik yang luar biasa. Dalam sebuah pertarungan yang seru, Electro akhirnya dilumpuhkan oleh Spiderman dan dijebloskan ke penjara serta dijadikan obyek experimen.
Kisah percintaan romantis antara Spiderman/Peter Parker dan sang kekasih, Gwen Stacy (Emma Stone) berlangsung hangat disela-sela rasa penasaran Peter berusaha mengungkap rahasia hilangnya ayah dan ibu kandungnya dalam sebuah kecelakaan pesawat. Kehadiran Harry Osborne (Dane DeHaan) pewaris perusahaan Osborne Corporation yang juga sahabat dekat Peter kian menambah rumit konflik yang terjadi. Harry mengalami penyakit genetis misterius–sama seperti yang diderita sang ayah, Norman Osborne–dan menganggap bahwa satu-satunya solusi penyembuhannya melalui transfusi darah Spiderman.
Kondisi dilematis ini dihadapi Peter dengan rasa cemas. Ia mengkhawatirkan transfusi darah yang dilakukan justru akan membuat kondisi Harry–sahabat kesayangannya itu semakin parah. Dilain pihak, keputusan sang kekasih, Gwen yang akan melanjutkan studi ke Inggris membuat Peter kian galau. Harry yang kecewa atas penolakan Spiderman kemudian memutuskan langkah dramatis, tak hanya membebaskan Electro dari penjara namun juga menyuntikkkan serum laba-laba yang justru membuatnya menjelma menjadi sosok menyeramkan dan siap meneror siapa saja, termasuk Spiderman. Pertarungan hebat pun kembali terjadi, bahkan akhirnya ikut melibatkan Gwen didalamnya!
Secara umum, film ini menyajikan aksi spektakuler dan efek visual yang begitu memukau. “Chemistry” yang terjalin antara Peter dan Gwen terlihat natural. Baik Emma maupun Andrew menampilkan kualitas akting memikat termasuk pada bagian akhir yang begitu tragis, juga melankolis. Dilain pihak, sutradara Marc Webb memberikan sentuhan berbeda dibandingkan sutradara Sam Raimy pada trilogi Spiderman dengan bintang utama Tobey McGuire terdahulu. Nuansa remajanya lebih kental dan unsur humor yang ditonjolkan menjadi daya tarik film yang berdurasi cukup panjang ini (142 menit).
Perasaan cinta serta rasa pedih yang mendalam begitu ekspresif disampaikan oleh Andrew yang menjadikan sosok superhero ini nampak lebih humanis. Pemeran pendukung lainnya seperti Jamie Foxx dan Dane DeHaan, sebagai tokoh antagonis, juga memberikan kontribusi akting yang bagus dalam film yang diproduksi oleh Columbia Pictures & Marvel Entertainment ini.
Saya memberikan catatan khusus pada Dane DeHaan yang memainkan perannya dengan gemilang sebagai sosok Harry yang rapuh namun menyimpan dendam serta amarah yang begitu besar. Juga pada aktris Sally Field (Bibi May) yang menyajikan kualitas akting mumpuni saat berinteraksi dengan sang keponakan, Peter Parker. Dari sisi sinematografi film ini tak hanya menghadirkan plot cerita yang hidup dengan konflik yang tajam namun juga gambar-gambar efek visual yang menakjubkan. Lihatlah bagaimana si manusia laba-laba begitu lincah “terbang” dan melayang indah dari gedung ke gedung pencakar langit di New York.
Beberapa waktu terakhir ini, saya agak tergelitik saat membaca "kicauan" di Twitter bertagar #priyadingebloglagi. Ada yang lucu, ada pula yang serius. Beberapa "resolusi" terlontar mulai dari "kalau #priyadingebloglagi @budizainer akan cukur ...
elasa (13/12) pagi pukul 06.15 pesawat Garuda GA 150 menyentuh mulus landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Hari itu, saya bersama staf dari bagian logistik, Andi Susanto, melaksanakan tugas rutin ...
ahagia sekali rasanya, kemarin, Minggu (29/1) kami semua anggota dan pengurus Blogger Bekasi bertemu kembali dengan sang ketua, Mas Aris Heru Utomo yang kebetulan “mudik” ke Indonesia selama masa penugasannya sebagai diplomat Kemenlu RI ...
eusai prosesi pembukaan Simposium Migas Nasional, dilanjutkan dengan Diskusi sesi pertama yang masing-masing menghadirkan Didi Setiarto (Kepala Divisi Pertimbangan Hukum dan Formalitas SKK Migas), Prof.DR.Ir.Syamsir Abduh (Dewan Energi Nasional), Prof.Hikmahanto ...
aya akhirnya memenuhi keinginan 2 buah hati tercinta untuk menonton film ini, Sabtu (26/1) di XXI Mall Lippo Cikarang. Mereka penasaran melihat aksi 3 sekawan mengungkap misteri hantu setelah menonton ...
Bahagia rasanya menyaksikan si bungsu yang centil dan ceria ini tumbuh besar, sejak ia lahir melalui operasi Caesar dari rahim ibunya, 4 tahun silam. Saat mengumandangkan azan di telinganya waktu itu, tak ...
alam lanskap sinematik yang terus berubah, Celine Song sekali lagi membuktikan keahliannya dalam mengurai benang kusut hubungan manusia melalui “Materialists”, sebuah karya yang memadukan kecerdasan naratif dengan kedalaman emosional.
Setelah sukses ...
rodusen telepon seluler (Ponsel) dunia saat ini terus berlomba-lomba mengembangkan teknologi terbaru yang mendukung kinerja perangkat dan tidak melulu mengandalkan keindahan desain belaka. Samsung sebagai salah satu produsen ponsel terkemuka ...
"Murdock, ada paket film 3D untukmu, dari Annabele Smith!," kata seorang perawat rumah sakit jiwa di Jerman pada seorang pasien bertopi baseball yang bertampang lugu.
Lelaki yang dipanggil itu mendadak terperangah, ...
Usai sholat Idul Adha bersama seluruh keluarga di lapangan Mesjid Al-Madani Perumahan Cikarang Baru, Senin (8/12) saya bergegas menuju area tempat penyembelihan hewan kurban dibelakang rumah yang dilaksanakan oleh pengurus ...
agi baru saja merekah, Sabtu (22/8) ketika saya dan Yusnawir, tetangga rumah di Cikarang yang juga adik angkatan di Teknik Mesin Unhas tiba di area halaman parkir Kementerian Perindustrian Jl.Jend.Gatot ...
ejak iklan dan poster film ini ditayangkan bulan lalu, kedua anak saya, Rizky dan Alya sudah penasaran dan meminta saya untuk menyiapkan waktu bersama untuk menontonnya. Alhamdulillah, saat itu tiba ...
Begitu sederhana ruang belajar itu. Namun saya merasakan "aura" semangat menyala-nyala didalamnya.
Ruang seluas 4 x 3 meter tiba-tiba mengingatkan saya pada kamar kontrakan di Pulogadung dulu, 14 tahun silam ketika ...
Judul Buku : Indonesia Memilih Jokowi
Penulis : Bimo Nugroho
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : 236 Halaman
ISBN : 978-602-03-0474-8
iruk pikuk kampanye Pilpres Indonesia 2014 sungguh ramai dan semarak. Tak ...
anpa terasa usia Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri, memasuki delapan tahun pada tanggal 25 November 2014. Sebuah tanggal yang selalu saya hafal karena merupakan ulang tahun ibunda saya tercinta dan ...
dibandingkan edisi lamanya dengan sutradara yang berbeda, entah mengapa ane lebih terhibur dengan yg edisi marvel ini…
1. Dari sisi pemerannya ane lebih suka yang baru, si peter parker nya bener2 seorang yang sangat remaja, akting nya dapet ketika joke, romantis, ataupun pas sedih…ketika kehilangan pamannya, ketika kehilangan gwen…sumpah pas adegan ini agak bikin shock, terlepas apakah sesuai dengan komik aslinya gmana…cuma sedikit anti-mainstream film hollywood aja…
2. dari alur cerita entah mengapa gak membosankan…jujur ane lihatnya gak terlalu mudah ditebak…pas yang pertama sosok spidy yang sangat childish namun harus dituntut jadi superhero yang sangat kharismatik…joke na dapet di pertama, sekuel kedua ternyata lebih cerdas joke nya…pasti sebagian besar ketawa pas adegan dia jadi pemadam kebakaran, di toko obat…dan satu hal yang bikin ane salut adalah alurnya mengalir lebih terlihat natural dibandingkan dengan edisi pertama dari toby M.
3. efek ya jangan ditanya lah…sekelas marvel dkk…udah pasti ok..cuma yang bikin ane salut adalah porsinya..pas, dan kadang membuat emosi kita sebagai penonton bener-bener dibawa situasi di film itu…adegan gwen jatuh, sampe dibawah…dalam pikiran ane memang sudah nyangka secara logika dengan kondisi jatuh kaya gitu, walaupun ketangkep, setidaknya ada masalah di kondisi tulang…ujungna mati…tapi sebagai film hollywood rasanya sulit itu kejadian…dan berharap tiba-tiba gwen buka mata..and say “i’m ok honey”
tapi ternyata emang anti-mainstream banget…malah mati..and moment kehilangan na tuh kerasa..sumpah hampir bikin nangis..hampir ya..hehe
salam kenal ya gan..
sorry kepanjangan…terlalu excited
dibandingkan edisi lamanya dengan sutradara yang berbeda, entah mengapa ane lebih terhibur dengan yg edisi marvel ini…
1. Dari sisi pemerannya ane lebih suka yang baru, si peter parker nya bener2 seorang yang sangat remaja, akting nya dapet ketika joke, romantis, ataupun pas sedih…ketika kehilangan pamannya, ketika kehilangan gwen…sumpah pas adegan ini agak bikin shock, terlepas apakah sesuai dengan komik aslinya gmana…cuma sedikit anti-mainstream film hollywood aja…
2. dari alur cerita entah mengapa gak membosankan…jujur ane lihatnya gak terlalu mudah ditebak…pas yang pertama sosok spidy yang sangat childish namun harus dituntut jadi superhero yang sangat kharismatik…joke na dapet di pertama, sekuel kedua ternyata lebih cerdas joke nya…pasti sebagian besar ketawa pas adegan dia jadi pemadam kebakaran, di toko obat…dan satu hal yang bikin ane salut adalah alurnya mengalir lebih terlihat natural dibandingkan dengan edisi pertama dari toby M.
3. efek ya jangan ditanya lah…sekelas marvel dkk…udah pasti ok..cuma yang bikin ane salut adalah porsinya..pas, dan kadang membuat emosi kita sebagai penonton bener-bener dibawa situasi di film itu…adegan gwen jatuh, sampe dibawah…dalam pikiran ane memang sudah nyangka secara logika dengan kondisi jatuh kaya gitu, walaupun ketangkep, setidaknya ada masalah di kondisi tulang…ujungna mati…tapi sebagai film hollywood rasanya sulit itu kejadian…dan berharap tiba-tiba gwen buka mata..and say “i’m ok honey”
tapi ternyata emang anti-mainstream banget…malah mati..and moment kehilangan na tuh kerasa..sumpah hampir bikin nangis..hampir ya..hehe
salam kenal ya gan..
sorry kepanjangan…terlalu excited
http://info-condotel.blogspot.com