Catatan Dari Hati

Gray Work: Dilema Tersembunyi di Balik Produktivitas Modern

“The future of work isn’t about working more, it’s about working smarter. But first, we must uncover what’s hidden in the shadows.”Reid Hoffman, pendiri LinkedIn

Di tengah hiruk-pikuk transformasi digital yang menyelimuti dunia kerja modern, sebuah fenomena baru tengah menggerogoti produktivitas tanpa disadari. Gray Work – atau “pekerjaan abu-abu” – hadir sebagai musuh tersembunyi yang mengintai di setiap sudut kantor virtual maupun fisik kita. Seperti bayangan yang mengikuti langkah, fenomena ini tumbuh subur dalam celah-celah sistem kerja yang tampak sempurna dari luar.

Bayangkan seorang karyawan yang menghabiskan tiga jam setiap paginya hanya untuk mengumpulkan data dari berbagai platform yang tidak terhubung. Atau seorang manajer yang terpaksa melakukan tugas manual berulang-ulang karena sistem otomatis tidak berfungsi dengan baik. Inilah wajah Gray Work – biaya tersembunyi dari data yang terputus dan solusi manual yang menghantui hampir setiap organisasi di era digital ini.

Akar masalah Gray Work terletak pada paradoks teknologi modern. Semakin banyak tools dan platform yang kita adopsi untuk meningkatkan efisiensi, semakin terfragmentasi pula alur kerja kita.

Penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan: hampir tiga perempat karyawan menghabiskan lebih dari 20 jam per minggu untuk mencari informasi di berbagai teknologi yang terpisah, bukannya menjalankan tanggung jawab pekerjaan utama mereka. Ini bukan hanya tentang waktu yang terbuang, tetapi tentang energi kreatif dan semangat kerja yang terkikis hari demi hari.

“Gray work bisa diartikan sebagai kerjaan tambahan yang muncul karena data terpisah-pisah dan aplikasi yang tidak terhubung,” demikian tertulis dalam laporan Entrepreneur yang dikutip pada Rabu, 3 September 2025, sebagaimana dilansir dari Silanews.com.

“Akibatnya karyawan harus bolak-balik buka banyak sistem, menyalin data manual, atau mencari informasi yang tercecer. Inilah yang membuat produktivitas menurun,” sambungnya.

Menurut laporan Quickbase Gray Work Report pada tahun 2025, menunjukan keterlibatan lebih dari 2.000 pekerja penuh waktu dari berbagai level jabatan.

Hasilnya, 80 persen responden mengatakan perusahaan mereka menambah investasi pada aplikasi produktivitas. Tetapi, 59 persen mengaku bekerja justru terasa makin sulit.

“Sebanyak 73 persen pekerja menilai banyaknya aplikasi manajemen proyek membuat informasi sulit dibagi. Sementara 75 persen merasa data tidak bisa dilihat utuh di satu tempat,” ungkap laporan itu.

Penyebab utama Gray Work dapat ditelusuri dari tiga sumber fundamental. Pertama, proliferasi aplikasi dan platform yang tidak terintegrasi menciptakan silo-silo informasi yang memaksa karyawan menjadi “penghubung manual” antar sistem.

Kedua, proses otomatisasi yang tidak sempurna atau gagal sering kali membutuhkan intervensi manusia yang tidak terdokumentasi.

Ketiga, budaya organisasi yang belum sepenuhnya mengakui dan mengatasi pekerjaan “invisible” ini, sehingga terus berkembang tanpa pengawasan.

Dampak Gray Work terhadap dunia kerja jauh lebih dalam dari sekadar penurunan produktivitas. Fenomena ini menciptakan lingkaran setan yang menggerus moral karyawan.

Ketika sebagian besar waktu kerja dihabiskan untuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah nyata, perasaan tidak bermakna dalam bekerja mulai muncul. Tidak mengherankan jika tingkat engagement karyawan global mengalami penurunan, dengan tingkat keterlibatan karyawan global menurun pada 2024, begitu pula dengan kesejahteraan karyawan.

Dari perspektif ekonomi, Gray Work menciptakan inefisiensi yang massif. Bayangkan jika 20 jam per minggu dari setiap karyawan terbuang untuk aktivitas yang seharusnya dapat diotomatisasi atau dihilangkan. Dalam skala organisasi dengan ribuan karyawan, kerugian ini dapat mencapai miliaran rupiah per tahun dalam bentuk opportunity cost dan penurunan inovasi.

Indonesia, sebagai ekonomi digital yang berkembang pesat, tidak luput dari fenomena ini. Konteks unik Indonesia dengan keragaman sistem, infrastruktur teknologi yang beragam, dan tingkat digital literacy yang bervariasi menciptakan tantangan tersendiri dalam menangani Gray Work.

Sebanyak 84% pekerja Indonesia melaporkan kepuasan terhadap peran mereka saat ini, namun angka ini dapat menyesatkan jika tidak mempertimbangkan waktu yang terbuang untuk Gray Work.

Realitas di Indonesia menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang telah mengadopsi berbagai platform digital namun belum berhasil mengintegrasikannya secara optimal. Dari startup teknologi di Jakarta hingga perusahaan manufaktur di Surabaya, cerita serupa terdengar: karyawan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memindahkan data antar sistem, menunggu approval yang terjebak dalam workflow digital yang rumit, atau melakukan reconciliation manual karena sistem tidak dapat “berbicara” satu sama lain.

Mengatasi Gray Work membutuhkan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, proses, dan budaya. Langkah pertama adalah audit menyeluruh terhadap alur kerja eksisting untuk mengidentifikasi titik-titik di mana Gray Work berkembang. Ini bukan sekadar pemetaan teknologi, tetapi pemahaman mendalam tentang bagaimana karyawan benar-benar menjalankan tugas mereka sehari-hari.

Solusi teknologi harus fokus pada integrasi dan otomatisasi yang cerdas. Platform low-code dan no-code dapat membantu organisasi menciptakan koneksi antar sistem tanpa membutuhkan investasi IT yang besar. Artificial Intelligence dan Machine Learning dapat diterapkan untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif yang selama ini menjadi sumber Gray Work, meskipun 39% karyawan masih enggan mengadopsi tools baru.

Namun teknologi saja tidak cukup. Perubahan budaya organisasi menjadi kunci utama. Leadership harus mengakui eksistensi Gray Work dan menciptakan safe space bagi karyawan untuk melaporkan inefficiency tanpa takut disalahkan. Sistem reward harus didesain ulang untuk menghargai efficiency gain, bukan hanya output volume.

Dari perspektif individual, karyawan perlu diberdayakan dengan skill untuk mengidentifikasi dan mengatasi Gray Work dalam lingkup mereka. Training digital literacy yang fokus pada optimasi workflow, penggunaan tools collaboration yang efektif, dan mindset continuous improvement menjadi investasi jangka panjang yang berharga.

Strategi jangka panjang mengatasi Gray Work membutuhkan komitmen dari seluruh ekosistem kerja. Vendor teknologi harus lebih fokus pada interoperability dan user experience.

Regulator perlu mempertimbangkan standardisasi yang memudahkan integrasi sistem. Institusi pendidikan harus mempersiapkan lulusan yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga mampu berpikir sistemik dalam merancang workflow yang efisien.

Melihat fenomena Gray Work di Indonesia, saya melihat peluang transformasi yang luar biasa. Indonesia memiliki kelebihan dalam hal adaptabilitas dan kreativitas dalam mengatasi keterbatasan.

Jika kita dapat mengatasi Gray Work dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara berkembang lainnya dalam menciptakan ekosistem kerja digital yang benar-benar produktif.

Fenomena Gray Work mengajarkan kita bahwa progress teknologi tanpa desain yang matang justru dapat menciptakan masalah baru. Namun sekaligus mengingatkan bahwa dengan awareness dan action yang tepat, kita dapat menciptakan future of work yang benar-benar humanis – di mana teknologi melayani manusia, bukan sebaliknya.

Kita berada di titik infleksi yang krusial. Pilihan yang kita buat hari ini dalam menangani Gray Work akan menentukan apakah teknologi akan membebaskan potensi manusia atau justru menjeratnya dalam rutinitas yang tidak bermakna.

Mari kita pilih jalan yang memungkinkan setiap individu memberikan kontribusi terbaik mereka, tanpa terjebak dalam labirin Gray Work yang menggerogoti semangat dan produktivitas.

“The best way to find out if you can trust somebody is to trust them. But first, you must trust yourself to see clearly what needs to be changed.” – Ernest Hemingway

Related Posts
MENULIS, BLOGGING DAN PERGAULAN VIRTUAL
“Writing is an exploration. You start from nothing and learn as you go.” E. L. Doctorow quotes (American Author and Editor, b.1931) Taken from : www.thinkexist.com/quotation   MENULIS sudah menjadi bagian dari hidup ...
Posting Terkait
Prosesi Penyumpahan Insinyur Program Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Unhas oleh Persatuan Insinyur Indonesia di Makassar
ebanyak 834 insinyur baru resmi diambil sumpahnya dalam prosesi sakral yang digelar oleh Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Ballroom Hotel Claro Makassar, Sabtu, 14 Juli 2025. Saya ...
Posting Terkait
Inhouse Training Upskilling Pengelola Pengadaan Proyek Nindya Karya : Spirit Tingkatkan Kompetensi Hadapi Tantangan Global
Divisi Supply Chain Management (SCM) PT Nindya Karya bekerjasama dengan Divisi Human Capital dan Nindya Learning Center (NLC) menyelenggarakan Inhouse training Upskilling Pengelola Pengadaan Proyek, bertempat di Gedung Nindya lantai ...
Posting Terkait
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
Keterangan foto: Menggigit Buntut, karya Andy Surya Laksana, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia elaki itu menatap nanar dua sapi yang berada di hadapannya. Matahari siang menjelang petang terik membakar arena pertandingan. ...
Posting Terkait
BUKU “98-99”: REKONSTRUKSI FAKTUAL DEMO MAHASISWA UNHAS DI MAKASSAR PADA MASA AWAL REFORMASI
Judul Buku : 98-99 -  "Catatan Kemahasiswaan Seorang Pembantu Rektor"Penulis : Prof. DR. Amran Razak, SE, MscPenerbit: SunriseEditor : Zulkarnain Hamson & Andi Aisyah LambogeJumlah Halaman : 215 halaman + ...
Posting Terkait
BERAKSI DI WORDCAMP, NAMPANG DI DETIK.COM
Wah..tak disangka, foto saya tengah mengetik di laptop dalam acara wordcamp hari ini, jadi berita di Detik dot com Bisa baca di:sini Berita soal ini, menyusul ya..masih capek nih
Posting Terkait
KOMITMEN K 3 PT CAMERON SERVICES INTERNATIONAL
abar gembira tiba di awal tahun 2014 untuk PT Cameron Services International (CSI), Cikarang. Penghargaan tertinggi berupa Platinum Citadel Award yang dianugerahkan secara khusus kepada fasilitas Cameron group di seluruh ...
Posting Terkait
W.S. RENDRA TELAH TIADA…
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un Budayawan Terkemuka negeri ini dan juga penyair idola saya, WS Rendra, meninggal dunia tadi malam (Kamis,6/8) pukul 22.00. Seperti diberitakan oleh Detik dot com budayawan yang dikenal ...
Posting Terkait
1. Toko Seks Online Muslim Pertama Membaca artikel ini sempat membuat saya terkaget-kaget. Kok bisa ya? Dan konsep Toko Seks Muslim Online itu seperti apa? Demikian sejumlah pertanyaan mendera batin. Dari ...
Posting Terkait
Memaknai Berkah 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia Dalam Bingkai Pembangunan Konstruksi
"Infrastructure is not just about concrete and steel, but about creating pathways for human potential to flourish." - António Guterres Ketika mentari pagi merekah di Nusantara yang terbentang luas, delapan dekade ...
Posting Terkait
TENTANG CINTA PERTAMA, SEBUAH KENANGAN TAK TERLUPAKAN
Kau datang membawa Sebuah cerita Darimu itu pasti lagu ini tercipta Darimu itu pasti lagu ini tercipta Dari jendela kelas yang tak ada kacanya Tembus pandang kekantin bertalu rindu Datang mengetuk pintu hatiku (Iwan Fals, "Jendela Kelas ...
Posting Terkait
KONTRAVERSI N7W : ALASAN “LEBAY”, KOMITMEN PEMERINTAH DAN KOMPETISI “TANDINGAN””
Tadi malam, saat membuka situs blog resmi  New 7 Wonder, saya sempat tersenyum-senyum sendiri didepan monitor komputer. Dalam artikel bertajuk "New7Wonders keeps Komodo, but removes Ministry of Culture and Tourism ...
Posting Terkait
Masih ingat posting saya disini ? Ya, itu kisah tentang Puri seorang blogger Kompasiana yang "konon" telah wafat akhir bulan lalu karena kanker payudara yang dideritanya. Kematiannya yang mendadak begitu mengharu biru semua orang, termasuk ...
Posting Terkait
SURAT CINTA TERBUKA UNTUK ISTRIKU (MERAYAKAN 23 TAHUN USIA PERNIKAHAN)
Istriku sayang, Hari ini, kita merayakan 23 tahun usia pernikahan kita.  Sebuah perayaan tahunan yang selalu sangat berkesan karena kita menikah sehari setelah ulang tahunku. Sungguh, ini sebuah “kado” paling istimewa ...
Posting Terkait
CARMUDI DAN SOLUSI JUAL BELI KENDARAAN ONLINE
“eli kendaraan itu, seperti mencari jodoh,” demikian ungkap kawan saya suatu ketika. Ia lalu menambahkan bahwa tidak hanya sekedar soal “kecocokan” dari sisi teknis maupun estetis, tapi juga ada unsur ...
Posting Terkait
Dari Konservatif Menuju Progresif: Transformasi Manajemen Keuangan Negara Era Purbaya
alam lanskap politik ekonomi Indonesia yang dinamis, September 2025 mencatat babak baru yang mengguncang dunia keuangan nasional. Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025, ...
Posting Terkait
MENULIS, BLOGGING DAN PERGAULAN VIRTUAL
Prosesi Penyumpahan Insinyur Program Studi Profesi Insinyur Fakultas
Inhouse Training Upskilling Pengelola Pengadaan Proyek Nindya Karya
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
BUKU “98-99”: REKONSTRUKSI FAKTUAL DEMO MAHASISWA UNHAS DI
BERAKSI DI WORDCAMP, NAMPANG DI DETIK.COM
KOMITMEN K 3 PT CAMERON SERVICES INTERNATIONAL
W.S. RENDRA TELAH TIADA…
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (33)
Memaknai Berkah 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia Dalam Bingkai
TENTANG CINTA PERTAMA, SEBUAH KENANGAN TAK TERLUPAKAN
KONTRAVERSI N7W : ALASAN “LEBAY”, KOMITMEN PEMERINTAH DAN
KETIKA PURI HANYALAH ILUSI
SURAT CINTA TERBUKA UNTUK ISTRIKU (MERAYAKAN 23 TAHUN
CARMUDI DAN SOLUSI JUAL BELI KENDARAAN ONLINE
Dari Konservatif Menuju Progresif: Transformasi Manajemen Keuangan Negara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *