Mercusuar Timur yang Tak Pernah Padam: Refleksi 69 Tahun Universitas Hasanuddin
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia” – Nelson Mandela
Angin laut Makassar berbisik lembut di pagi hari ini, seakan membawa doa dan harapan dari ribuan jiwa yang telah melewati gerbang Universitas Hasanuddin. Tanggal 13 September 2025 menjadi saksi bisu bagaimana kampus yang dikenal dengan sebutan Unhas ini memasuki usia ke-69 tahun, melanjutkan warisan mulia sebagai mercusuar peradaban di ujung timur Nusantara.
Perjalanan panjang Unhas dimulai dari sebuah mimpi besar di tengah gejolak sejarah bangsa. Pada tahun 1947, ketika Indonesia masih merangkak bangkit dari puing-puing penjajahan, sebuah fakultas ekonomi yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia mulai beroperasi di Makassar. Inilah cikal bakal yang kemudian menjadi Universitas Hasanuddin yang kita kenal hari ini.
Momentum bersejarah terjadi pada 10 September 1956, ketika Wakil Presiden RI Drs. Mohammad Hatta secara resmi membuka Universitas Hasanuddin. Pemilihan nama Sultan Hasanuddin bukan tanpa makna mendalam. Sang Sultan, yang dijuluki “Ayam Jantan dari Timur”, merupakan pahlawan nasional yang gigih mempertahankan kemerdekaan tanah Sulawesi dari cengkeraman kolonial. Namanya diabadikan sebagai perwujudan semangat perlawanan melalui ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Sejak berdiri pada 1956, Universitas Hasanuddin terus berkembang dengan membentuk fakultas-fakultas baru. Pada 1960 berhasil mendirikan Fakultas Teknik, kemudian pada 1963 terbentuk berbagai departemen baru. Perkembangan ini mencerminkan visi besar untuk menjadi pusat pembelajaran yang komprehensif, tidak hanya terbatas pada satu bidang keilmuan.
Kini, hampir tujuh dekade kemudian, Unhas telah membuktikan eksistensinya sebagai universitas terdepan di kawasan timur Indonesia. Prestasi demi prestasi terus diraih, menjadikan kampus ini kebanggaan tidak hanya masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi seluruh Indonesia. Namun di balik gemerlap pencapaian, berbagai tantangan nyata menghadang di era modern ini.
Tantangan pertama yang dihadapi adalah transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat. Era Revolusi Industri 4.0 telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental. Mahasiswa kini hidup di dunia yang terhubung secara global, di mana informasi mengalir tanpa batas. Sistem pembelajaran konvensional perlu diselaraskan dengan kebutuhan generasi digital native yang terbiasa dengan teknologi canggih.
Persoalan infrastruktur menjadi tantangan kedua yang tidak kalah krusial. Meskipun kampus telah berpindah dari lokasi awal di Baraya ke kompleks yang lebih luas di Tamalanrea, kebutuhan akan fasilitas modern terus bertambah. Laboratorium berstandar internasional, perpustakaan digital, dan ruang kuliah berbasis teknologi menjadi keniscayaan untuk mendukung pembelajaran abad ke-21.
Tantangan ketiga berkaitan dengan daya saing global. Kompetisi antar perguruan tinggi kini tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi merambah ke arena internasional. Universitas-universitas di Asia Tenggara berlomba menarik mahasiswa terbaik dan membangun reputasi akademik yang solid. Unhas perlu terus memperkuat posisinya agar tidak tertinggal dalam persaingan global ini.
Kualitas sumber daya manusia menjadi tantangan keempat yang membutuhkan perhatian serius. Dosen dan tenaga pendidik perlu terus mengembangkan kompetensi mereka agar mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu dinamis. Program pengembangan berkelanjutan, pertukaran akademik, dan kolaborasi riset internasional menjadi kebutuhan mendesak.
Tantangan kelima adalah relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja modern. Industri 4.0 menuntut lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis mendalam, tetapi juga keterampilan praktis, kemampuan berpikir kritis, dan jiwa kewirausahaan. Kesenjangan antara dunia akademik dan industri perlu dijembatani melalui pendekatan pembelajaran yang lebih aplikatif.
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, Unhas telah mengambil langkah-langkah strategis yang terukur. Pertama, implementasi sistem pembelajaran hibrid yang menggabungkan metode konvensional dengan teknologi digital. Platform pembelajaran daring dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam mengakses materi kuliah. Sistem informasi akademik terintegrasi juga dibangun untuk meningkatkan efisiensi layanan administratif.
Kedua, pengembangan infrastruktur fisik dan digital dilakukan secara berkelanjutan. Kampus Tamalanrea terus ditransformasi menjadi smart campus yang mendukung ekosistem pembelajaran modern. Investasi dalam teknologi informasi, laboratorium canggih, dan fasilitas riset mutakhir menjadi prioritas utama dalam rencana pengembangan jangka panjang.
Ketiga, penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui berbagai program pengembangan. Program beasiswa studi lanjut bagi dosen, pelatihan berkelanjutan, dan kemitraan dengan universitas internasional terus diperkuat. Kolaborasi dengan berbagai institusi global memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang berharga.
Keempat, inovasi kurikulum yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman. Program magang industri diperluas, pembelajaran berbasis proyek dikembangkan, dan unsur kewirausahaan diintegrasikan ke dalam berbagai mata kuliah. Pendekatan interdisipliner juga didorong untuk menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif holistik.
Kelima, penguatan riset dan inovasi sebagai motor penggerak kemajuan kampus. Unhas fokus pada riset unggulan yang memanfaatkan keunggulan geografis sebagai kampus di wilayah maritim dengan spesialisasi pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan. Program riset multidisipliner dikembangkan untuk menjawab tantangan lokal dan global.
Keenam, membangun jejaring alumni yang kuat sebagai modal sosial berharga. Alumni Unhas yang kini menduduki posisi strategis seperti Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin terus membangun sinergi dengan almamater. Jaringan alumni ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan praktisi untuk mendukung pengembangan kampus dan pembangunan daerah.
Perayaan Dies Natalis ke-69 tahun ini ditutup dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Minggu, 14 September 2025, menunjukkan bahwa Unhas tetap menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam perjalanannya menuju keunggulan akademik. Tradisi Maudu Lompoa yang dipindahkan ke Danau Tamalanrea mencerminkan adaptabilitas kampus dalam mempertahankan nilai-nilai budaya lokal sambil terus berinovasi.
Festival Mahasiswa Internasional yang digelar menjelang Dies Natalis juga menunjukkan komitmen Unhas untuk menjadi kampus yang inklusif dan multikultural. Kehadiran mahasiswa dari berbagai negara memperkaya khazanah akademik dan budaya di kampus, sekaligus mempersiapkan lulusan untuk menghadapi tantangan global.
Spirit keberagaman ini menjadi kekuatan Unhas dalam menghadapi kompleksitas dunia modern. Kampus yang terletak di persimpangan budaya Bugis, Makassar, Toraja, dan berbagai etnis lainnya ini memiliki keunikan tersendiri dalam menggabungkan kearifan lokal dengan wawasan global. Tradisi “Pakintaki” atau menghentak yang menjadi semangat dalam menghadapi tantangan mencerminkan karakter tangguh masyarakat Sulawesi Selatan.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pusat, memberikan energi positif dalam mewujudkan visi menjadi world-class university. Komitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman menjadi kunci dalam mempertahankan relevansi dan daya saing kampus di era global.
Tantangan memang tidak mudah, tetapi Unhas memiliki modal dasar yang kuat untuk menghadapinya. Sejarah panjang, reputasi akademik yang solid, dukungan masyarakat, dan semangat pantang menyerah yang mengalir dalam darah setiap civitas academica menjadi fondasi untuk meraih prestasi yang lebih gemilang.

Ke depan, Unhas perlu terus memperkuat posisinya sebagai pusat penelitian unggulan, khususnya dalam bidang kelautan, pertanian tropis, dan kearifan lokal Nusantara. Pengembangan startup dan inkubator bisnis berbasis teknologi perlu dipercepat untuk melahirkan generasi entrepreneur yang tangguh. Kolaborasi dengan industri dan pemerintah daerah harus semakin intensif untuk memastikan hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam pembangunan regional.
Transformasi digital juga perlu dipercepat, tidak hanya dalam sistem pembelajaran tetapi juga dalam tata kelola kampus secara keseluruhan. Smart campus yang terintegrasi akan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas layanan kepada seluruh civitas academica dan masyarakat luas.
Yang tak kalah penting adalah mempertahankan nilai-nilai fundamental yang telah menjadi kekuatan Unhas selama puluhan tahun. Komitmen terhadap keunggulan akademik, integritas, dan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa harus tetap menjadi kompas dalam setiap langkah perubahan.

Dies Natalis ke-69 ini bukan sekadar perayaan pencapaian masa lalu, tetapi juga momentum untuk menetapkan tekad baru menghadapi tantangan dekade mendatang. Dengan semangat Sultan Hasanuddin yang pantang mundur, Unhas siap melangkah lebih jauh menuju cita-cita menjadi universitas kelas dunia yang tetap berakar pada nilai-nilai Indonesia.
Perjalanan panjang selama 69 tahun telah membuktikan ketangguhan Unhas dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dari masa-masa sulit di awal kemerdekaan hingga era globalisasi saat ini, kampus ini terus berevolusi tanpa kehilangan jati dirinya. Alumni-alumni terbaiknya telah tersebar di berbagai belahan dunia, berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan kemajuan peradaban.
Memasuki usia ke-69, Unhas berdiri tegak sebagai mercusuar peradaban yang tidak hanya menerangi Indonesia Timur, tetapi juga memancarkan cahaya ke seluruh Nusantara. Dengan tekad yang membara dan visi yang jelas, kampus ini siap mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia.
“Investasi terbaik adalah investasi dalam pendidikan. Pengetahuan menghasilkan bunga terbaik” – Benjamin Franklin